-->
BERANDA PENDIDIKAN KESEHATAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN PERKEBUNAN TENAGA KERJA HUKUM ORGANISASI OLAHRAGA JAWA TIMUR JAWA TIMUR UPDATE JAWA TENGAH JAWA BARAT LINTAS NUSANTARA JAKARTA

Yadnya Kasada 2018

Dilihat 0 kali



 Pasuruan-Jtn
Selain keindahan Bromo dari luar, daya tariknya ada di dalam budayanya juga. Yadnya Kasada adalah festival yang diadakan setiap hari ke- 14 Bulan Kasada dalam kalender tradisional Hindu. Acara Upacara Yadnya Kasada 2018 akan digelar pada tanggal 29-30 Juni 2018, acara dimulai pada tanggal 29 Juni malam di Pura Luhur Poten, di kaki Gunung Bromo Upacara ini untuk menghormati Sang HyangWidhi, Tuhan Yang Maha Esa, Roro Anteng, putri Raja Majapahit, dan Joko Seger, putra Brahmana.
Yadnya Kasada diamati oleh orang Tengger, yang merupakan keturunan pangeran kerajaan Majapahit abad ke-13, tinggal di dataran tinggi Gunung Bromo. Meskipun mayoritas orang Jawa telah masuk Islam, komunitas unik ini tetap berpegang teguh pada keyakinan mereka sejak zaman kuno Majapahit sampai hari ini. Seperti orang Hindu Bali, orang Tengger menyembah Ida Sang Hyang Widi Wasa, Tuhan Yang Maha Kuasa, bersama dengan dewa Trimurti, Siwa, Brahma dan Visnu, dengan unsur-unsur animisme dan Buddha Mahayana.
Satu bulan sebelum Hari Kasad Yadnya, orang Tengger dari berbagai desa pegunungan yang tersebar di seluruh daerah akan berkumpul di Pura Luhur Poten di kaki Gunung Bromo. Salah satu fitur berbeda yang membedakan Pura Luhur Poten selain Pura Hindu lainnya di Indonesia adalah dibangun dari batu-batu hitam alami dari gunung berapi di dekatnya, sementara pura-pura Bali biasanya terbuat dari batu bata merah. Upacara bait suci ini adalah doa untuk meminta berkah dari para Dewa, dan seringkali berlangsung lama sampai malam.
Saat hari Yadnya Kasada tiba, orang banyak yang telah melakukan perjalanan bersama mendaki gunung, melempar persembahan ke kawah gunung berapi. Pengorbanan ini meliputi sayuran, buah, ternak, bunga dan bahkan uang, dan ditawarkan dengan rasa syukur untuk kelimpahan pertanian dan ternak. Terlepas dari bahaya yang nyata, beberapa penduduk setempat berisiko turun ke kawah untuk mengambil barang yang dikorbankan, percaya bahwa mereka akan membawa keberuntungan.
Asal usul ritual ini bermula dari legenda kuno seorang putri bernama Roro Anteng dan suaminya Joko Seger. Setelah bertahun-tahun menikah, pasangan tersebut tetap tidak memiliki anak, dan karenanya bermeditasi di puncak Gunung Bromo, memohon dewa gunung untuk mendapat bantuan. Para dewa memberi mereka 24 anak, dengan syarat anak ke 25 harus dilemparkan ke gunung berapi sebagai korban manusia. Permintaan para dewa dipatuhi, sehingga tradisi mempersembahkan korban ke gunung berapi untuk menenangkan para dewa berlanjut sampai hari ini, meski bukan manusia lagi, ayam, kambing dan sayuran dilemparkan ke kawah untuk pengorbanan.
Gunung Bromo di Taman Nasional Bromo Tengger-Semeru di Jawa Timur merupakan salah satu tujuan wisata internasional yang paling populer di Indonesia dan salah satu atraksi yang paling banyak dikunjungi di Jawa Timur. Gunung vulkanik yang unik ini memiliki panorama yang indah dan suasana mistis yang tidak seperti yang lainnya. Dengan awan asap mengepul dari kawahnya, dan permukaannya yang kasar naik tinggi di atas lanskap berpasir di bawahnya, foto Gunung Bromo menghiasi majalah, surat kabar, situs web perjalanan, kartu pos dan brosur di seluruh negeri dan sekitarnya. Baru-baru ini, CNN GO mencantumkan Gunung Bromo sebagai salah satu dari 50 Natural Wonders: The Ultimate List of Scenic Splendor.
Matahari terbit dan terbenam di Bromo sangat menakjubkan, memikat pengunjung dari seluruh dunia, yang menaiki jalan berbatu untuk berjemur dalam cahaya yang tampaknya tak berujung. Gunung Bromo membumbung hingga ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut dikelilingi lembah dan tebing di tengah dataran yang luas, yang dikenal sebagai "Laut Pasir". (Jtn-Red)






Sumber : JTN Media Network

JTN SUPORT BANK BRI An : PT.JATIM INTIPERKASA GLOBAL MEDIA, No. REK : 006501044064531

Post a Comment

No Spam,No SARA,No Eksploitasi
Komenlah yang berkualitas & berkelas

Previous Post Next Post

Contact Form