-->
BERANDA PENDIDIKAN KESEHATAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN PERKEBUNAN TENAGA KERJA HUKUM ORGANISASI OLAHRAGA JAWA TIMUR JAWA TIMUR UPDATE JAWA TENGAH JAWA BARAT LINTAS NUSANTARA JAKARTA

Titik Temu Yang Bertaut Dengan Neggala Cakra

Dilihat 0 kali

 


JELANG SENJA JTN

JAWATIMURNEWS.COM - Titik temu Yang Bertaut Dengan Neggala Cakra, Eko Sriyanto Galgendu Juga Bisa Membantu Pengobatan Dengan Daya Sarana Tirta

Titik temu yang diyakini Eko Sriyanto Galgendu seusai ziarah kubur ke makam Gus Dur di Komplek Pesantren Tebuireng, Jombang pada penghujung tahun  2021, menjadi semacam anak kunci pembuka jalan baginya untuk semakin kukuh dan gigih membangun gerakan kebangkitan kesadaran dan pemahaman spiritual untuk bangsa Indonesia guna memasuki peradaban baru sekaligus untuk memimpin dunia dalam menata kehidupan yang lebih baik dan lebih beradab

"Bisikan Gus Dur kembali berulang dia dengarkan seperti beberapa tahun silam. Gus Dur berkata lagi, kata Eko Sriyanto Galgendu ketika itu, berjalanlah kamu meski tak ada jalan. Sebab dengan begitu, kamu akan menemukan jalan yang tidak pernah kamu ketahui sebelumnya. Bisikan Gus Dur ini persis seperti ucapan yang  sudah sempat dia lupakan cukup lama, ujarnya berkusah seusai ziarah ke makam Gus sambil makan pecel Malang yang khas dan enak itu.

M place

Safari keliling Tim GMRI seusai tausiah di Vihara Buddha Ratana asuhan Banthe Sirimatano Mahathera di Desa Ampel  Gading, Tirtoyudo, Malang, pada 20 Desember 2021, Tim GMRI terus menakik ke Gunung Kawi untuk melihat Pendopo Agung yang bakal dipakai Kerabat dan Sahabat Spiritual berkegiatan atau untuk beraktivitas bersama GMRI se Jawa Timur. Sehingga Titik temu itu pun terasa semakin bertaut bagi Eko Sriyanto Galgendu dengan budaya Buddha. (Titik Temu, GMRI Dengan Budaya Buddha Saat Safari di Jawa Timur Diawali Ziarah ke  Makam Gus Dur, Jacob Ereste, Global Cyber, 20 Desember 2021).

Sementara itu, kata Banthe Damma Subbho, ikhwal tembang Dandang Gulo telah menjadi bagian dari ciri yang menandai keberadaan dari budaya Buddha di Nusanyara. Maka itu pemahaman Buddha, sangat meyakini bahwa seni temvang itu menjadi bagian dari ukuran bagi martabat suatu bangsa. Dan ciri khas dari budaya Buddha persis seperti relung, jadi tidak meruncing sifatnya. Adapun tembung yang berbeda dengan tembang, namun keduanya  sebagai seni tradisi lisan memiliki diksi, intonasi dan artikulasi yang patut disimak dan mendapat perhatikan untuk menikmatinys semacam Parita yang hidup subur dalam budaya Buddha. Dan parita sendiri bisa dipahami seperti mantra yang memiliki kekuatan atau daya magis yang sulit dicerna oleh akal pikiran.

Titik temu yang ditemukan itu, juga semacam kesepahaman antara Eko Sriyanto Galgendu dengan Kardinal Ignatius Suharyo yang juga sepekat dan mendukung bila gerakan kebangkitan kesadaran dan pemahaman spiritual intinya untuk dapat mengembalikan fitrah manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna dan mulia di bumi sehingga berhala-berhala yang jadi sesembahan -- dan bersifat  duniawi -- harus dibersihkan, agar tidak semakin membuat kerusakan bagi jagat raya serta seisinya.

Titik temu yang menggembirakan itu pun dirasakan Eko Sriyanto Galgendu ketika bersilaturrachmi dengan tokoh umat Islam diantaranya Sekjen MUI, Dr. Amirsyah Tambunan, Ustad Slamet Ma'arif maupun KH. Muhanmad al Khathath yang berpikiran jernih dan menyejukkan hati itu. Karenanya, kata  Eko Sriyanto Galgendu kesamaan rasa dan tanggung jawab terhadap keselamatan umat manusia semaki relevan  untuk sesegera dilakukan. Sedangkan PGI sendiri telah mencanangkan konsep spiritual keugaharian yang berbasis mulai dari gereja hingga  ke pemerintahan. Begitulah gerak kebangkitan spiritual Bangsa Indonesia terus bertumbuh, karena memang  makin mendesak untuk melahirkan pemimpin-pemimoin spiritual yang mampu menjawab masalah jaman.

Lalu Nenggala Cakra yang baru saja dia peroleh dari Ujung Kulon, pun menjadi  penambah gairah dan ketegaran langkahnya untuk terus diayunkan meski jalan itu sendiri baru akan  ditemukan nanti setelah dijalani, seperti kata Gus Dur.

Amanah Gus Dur itu tertuang resmi dalam akte notaris bersama Sinuwun Paku Buwono XII, Prof

KH. Habib Khirzin  serta sejumlah tokoh dan pemuka agama-agama yang ada di Indonesia. 

Itulah amanah yang diusung GMRI sampai sekarang yang ajan segera membuat hajat besar pertemuan bersama bangsa-bangsa tokoh agama dan budaya untuk ikut urun rembuk di Indonesia guna mewujudkan pemukiman bersama bangsa-bangsa yang akan sekaligus menjadi pusat kegiatan dan laboratorium spiritual dunia yangb kemudian akan terus diperluas gerakan serta aktivitasnya seperti membuat sentra atau serupa kawasan investasi spiritual dengan modal dasar Candi Brobudur serta Candi Kalasan dan Prambanan paupun Candi Muara Takus yang lebih luas dan spektakuler kemegahan serta teknik serta bahan yang digunakan, hingga senakin  meyakunkan bila kekayaan budaya serta beragam bentuk dari peninggalan para leluhur dati masa silam kejayaan suku bangsa yang ada di Nusantara patut dibanggakan

GMRI bersama sejumlah pemuka agama-agama dan budayawan bangsa Indonesia akan segera merumuskan bentuk, tempat dan waktu dari program pertemuan besar itu sebagai upaya dan usaha yang serius untuk bisa sesegeranya membangun peradaban manusia baru di bumi Indonesia, sejaligus pioner bagi bangsa-bangsa yang ada untuk menyambut peradaban baru bagi mausia yang kebih bernuansa ilahiyah dan tentu saja harus lebih beradab dan manusuawi. 

Nenggala Cakra yang menyusul kemudian saat  Eko Sriyanto Galgendu melakukan tirakat ke Ujung Kulon, bentuk Ledoyo Laksono pun langsung bertaut dengan memberi energi alam khususnya kekuatan Gunung Krakatau telah memberinya semacam kekuatan tirta guna mengobati siapapun yang sakit serta membutuhkan pertolongan atas kuasa Yang Maha Rachman dan Yang Maha Rachim. Jadi Nenggala Cakra itu kata Eko Sriyanto Galgebdu semacam senjata ampuh yang dimiliki Bala Putra Dewa, katanya saat hari pertama tahun baru 2022 via telepon canggihnya  dari tempat peristirahatan di Bandung, Jawa Bar

Banten Timur, 1 Januari 2022


Sumber. Jtn Media Network 

(Abra)

Sumber : JTN Media Network

JTN SUPORT BANK BRI An : PT.JATIM INTIPERKASA GLOBAL MEDIA, No. REK : 006501044064531

Post a Comment

No Spam,No SARA,No Eksploitasi
Komenlah yang berkualitas & berkelas

Previous Post Next Post

Contact Form