BREAKING NEWS :
Loading...
Baca Berita Terbaru Sosialisasi MediaMIND ITB, Pastikan Manfaat Kekayaan Mineral Bagi Peradaban Indonesia   Baca Berita Terbaru Arcteryx Indonesia Resmi Hadir: Dari Debut Bali, Hingga Produk Eksklusif dan Strategi Brand   Baca Berita Terbaru PT Jasamarga Tollroad Maintenance Salurkan Bantuan untuk Pondok Baca Puspita Wonosobo   Baca Berita Terbaru Kejar Realisasi Keuangan 95 Persen Di Akhir Tahun, Kementerian Pu Terus Kebut Progres   Baca Berita Terbaru Jadwal Ganti Pasir Kucing Berdasarkan Jenisnya   Baca Berita Terbaru Amankan Pasokan Air Pertanian, Kementrian Pekerjaan Umum Kembalikan Fungsi Irigasi Cikeusik di Cirebon dan Kuningan   Baca Berita Terbaru Photomatics Kembali Memperluas Eksplorasi Kreatifnya Lewat Frame, kali ini menggait Band Perunggu   Baca Berita Terbaru Mainan Desainer Tiongkok Bersinar di IBTE, Heyone Memikat Pasar Asia Tenggara dalam Penampilan Perdananya   Baca Berita Terbaru 200 Siswa Mojokerto Akhirnya Bisa Genggam Ijazah, Bupati Albarra: Pendidikan adalah Investasi Masa Depan   Baca Berita Terbaru Rayakan HUT RI, Ratusan Desainer Ramaikan Sayembara Desain Logo Inklusif Sribu   Baca Berita Terbaru Bupati Albarra Dorong Pemindahan Ibu Kota Segera Terealisasi   Baca Berita Terbaru Telkom Indonesia Dorong Talenta Digital Makassar Kuasai AI Praktis Lewat Indigo AI Connect   Baca Berita Terbaru Thermax Hadirkan Solusi Berkelanjutan untuk Transisi Hijau Indonesia di AIGIS 2025   Baca Berita Terbaru Sosialisasi Cukai Ilegal, Wali Kota Tekankan Rokok Legal dan Hidup Sehat   Baca Berita Terbaru ASUS Luncurkan Rangkaian Router WiFi 7 Terlengkap di Indonesia   Baca Berita Terbaru 70% Bisnis Kuliner Gagal di Tahun Pertama   Baca Berita Terbaru Kenali Ciri-Ciri Kucing Terkena Rabies   Baca Berita Terbaru Sambut Baik Penurunan BI Rate, BRI Finance Optimistis Dorong Permintaan Pembiayaan   Baca Berita Terbaru Tangis Haru Ibu Karyati di Trawas, Sambut Rumah Baru Program Rutilahu   Baca Berita Terbaru Ning Ita Tegaskan Bahaya Narkoba, Dorong Orang Tua Awasi Anak - Anak Remaja  
JTN UPDATE : Selasa 26 Agustus 2025 04:39:19 AM

Polda Jateng Ungkap Belasan Ribu Pelanggaran Lalu Lintas Dilakukan Anak Bawah Umur..

Dilihat 1 kali



JAWATIMURNEWS.COM |   Jumat  (8/3/2024)
SEMARANG_JAWA TENGAH,- 
Polda Jateng menghimbau para orang tua tidak mudah mengijinkan anak-anak di bawah umur mengendarai motor atau mobil  apalagi melintas di jalan raya. Hal ini disampaikan, menyusul adanya sejumlah anak dibawah umur yang terjaring polisi yang tengah mengadakan patroli pada Operasi Keselamatan Lalu Lintas Candi 2024.

" Masih ditemukan anak-anak di bawah umur yang melanggar lalu lintas. Untuk ini, kami berupaya kepada orang tuanya diberikan arahan," kata Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Satake Bayu Setianto, Kamis (7/3/2024)

Fenomena pelanggaran lalu lintas oleh anak di bawah umur, sering terjadi di Jawa Tengah. Berdasar data diketahui pada tahun 2023 terdapat 15.321 anak usia di bawah umur 15 tahun yang tercatat sebagai pelanggar lalu lintas.

Padahal, ungkap Kabidhumas, setiap kecelakaan selalu berawal dari pelanggaran lalu lintas. Untuk itu dia berharap agar orang tua tidak mudah mengijinkan anak di bawah umur mengendarai kendaraan bermotor 

"Melalui operasi keselamatan lalu lintas, kita berupaya menekan kecelakaan lalu lintas, termasuk juga kecelakaan lalu lintas yang melibatkan anak-anak," tandasnya

Disebutnya, mengemudi tidak hanya membutuhkan kesiapan fisik dan mental tapi juga skill serta pengetahuan berlalu lintas yang baik.

"Jangan mudah memberikan akses kendaraan kepada anak-anak. Secara legal, seseorang baru bisa mendapatkan SIM di usia 17 tahun dan mempunyai KTP " tandasnya.

*Perlu Pelibatan Orang Tua Hingga Komunitas*

Pemerhati pendidikan Universitas Negeri Semarang  (UNNES) Ali Formen, PhD, mengaku turut prihatin terhadap fenomena banyaknya anak-anak di bawah umur yang mengendarai kendaraan bermotor di jalan raya dan menjadi pelanggar lalu lintas.

Koordinator Program Studi S1 dan S2 PG PAUD UNNES ini juga prihatin terhadap anak yang menjadi korban kecelakaan. 

"Saya melihat faktor di balik semua ini, memang kompleks. Keluarga menjadi salah satunya. Soal keluarga ini, saya melihat, pertama-tama, karena faktor keluarga yang permisif. Maksudnya keluarga memang memberikan anak mereka akses kepada alat transportasi bermotor. Jadi kuncinya di _permissiveness_ dan penanaman disiplin dalam keluarga untuk tidak mengijinkan anak mengendarai kendaraan khususnya motor," kata Ali Formen 

Alumni Monash University Australia ini melihat beberapa faktor lain yang menjadi pendorong mengapa anak-anak di bawah umur bebas mengakses penggunaan sepeda motor.

"Yang pertama, kenyataan bahwa banyak di antara kita, orangtua dan orang dewasa diam-diam bangga kalau anak-anak belia kita juga mengendarai alat transportasi bermotor pada usia yang seharusnya belum. Ini menjadi semacam lingkaran setan, anak dan keluarga sama terprovokasi untuk mengendarai alat transportasi kendaraan bermotor," terangnya

"Yang kedua, sebagian sekolah tampak juga memandang normal situasi ini. Sangat lazim, saat ini untuk kita melihat anak-anak usia sekolah menengah pertama pergi ke sekolah dengan bermotor. Kita tahu, mereka belum memiliki SIM, dan saya kira sekolah pun tahu. Tetapi kenyataan ini telanjur menjadi normal," imbuhnya. 

Ali Formen melihat penuntasan masalah ini bukan melulu tanggung jawab keluarga, namun ada pihak lain yang perlu dilibatkan, yaitu komunitas.

"Di sini kita butuh bukan saja keluarga sebagai pihak yang paling bertanggung jawab, tetapi pelibatan komunitas. Antar keluarga bertemu, lalu saling menguatkan," paparnya

Ali menandaskan, keresahan soal anak-anak bermotor ini adalah keresahan bersama dan bukan keluarga per keluarga. Untuk ini, solusinya pun semestinya solusi kolektif. 

Para keluarga perlu bertemu, misalnya di tingkat RT/RW, duduk bersama, untuk membangun kesepahaman bahwa pengendara belia adalah masalah. 

"Kita tidak akan dapat memutus urusan pengendara belia ini jika kita, keluarga, dan orangtua tidak menganggapnya sebagai masalah," kata dosen sekaligus periset ini.

Lebih lanjut,  Ali mendorong penuntasan masalah pengendara di bawah umur ini melalui solusi yang komprehensif. Pemerintah diharap segera memberikan solusi transportasi untuk mengakomodir kepentingan anak-anak, berangkat dan pulang sekolah.

"Perlu disadari, fenomena pengendara belia adalah akibat dari tidak adanya opsi transportasi publik-komprehensif yang memadai. Oleh karena itu, ini juga bagian dari solusi jangka panjang," pungkasnya. (JTNRed)


Redaksi
Editor           :  Kemal | Red
Autentikasi :  BID. HUMAS POLDA JAWA TENGAH

Sumber:JTN MEDIA NETWORK



 

slide 1 to 4 of 27

Post a Comment

No Spam,No SARA,No Eksploitasi
Komenlah yang berkualitas & berkelas

Previous Post Next Post

Contact Form