JAKARTA
JAWATIMURNEWS.COM - Suta Widhya SH adalah seorang Advokat Putra Minang yang lahir 1963. Sejak 1980 bermimpi menjadi Presiden RI ke-8 saat ia masih duduk di Kelas 1 SMA Negeri 16 Jakarta.
Pengalaman politiknya adalah pernah menjajagi menjadi Gubernur DKI JAKARTA bersaing dengan _incumbent_ SUTIYOSO tahun 2002. Saat dimana adalah Pemilihan masih dilakukan secara keterwakilan lewat DPRD yang mana ada - - "insiden Formasi 27"-- istilah Suta Widhya lewat demo sendirian nya di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat mengajukan gugatan atas kemenangan SUTIYOSO yang diduga bernuansa "formasi 27" suara dari partai politik pemenang Pemilu saat itu.
"Saya sempat kritik Ketua DPD Partai Keadilan yang hanya punya 4 kursi saat itu. Dan mendoakan Pemilu mendatang naik suaranya. Dan itu terbukti tahun 2004 Partai Keadilan meraih kursi paling banyak setelah berubah menjadi Partai Keadilan Sejahtera."Kata Suta Widhya, Senin (7/2) malam di Jakarta.
Kemudian Ketua DPD PK atau PKS tersebut menjadi Gubernur Jawa Barat 2 periode tanpa perlu memanggil para peserta _balon Gubernur DKI JAKARTA_ lainnya kecuali segelintir calon seperti Tuty Alawiyah dan Tajus Sobirin.
Selain itu, tahun 2004 bersama Sucipto SH mengajukan diri menjadi Capres dan Cawapres RI. Tujuannya untuk memberikan pendidikan politik kepada rakyat Indonesia, bahwa setiap rakyat Indonesia asli berhak diberi kesempatan menjadi dan mencapai kedudukan tertinggi di eksekutif, yudikatif, dan legislatif.
Lelaki 58 tahun ini merupakan _Pribumi Centris._ Ia bersama Alm. Ki Gendeng Pamungkas menyuarakan agar pribumi Nusantara bangkit dari ketertinggalan dari ras dan bangsa lain di dunia lewat Ormas Front Pribumi.
" Front Pribumi bergerak dengan event-event budaya berpusat di Kota Bogor. Kami mengampanyekan agar pribumi Nusantara menjadi Tuan rumah di negeri sendiri. Mereka harus sebagai pemilik lahan di negeri sendiri. Bukan jadi _orang pinggiran_ apalagi seperti orang kost atau ngontrak. Untuk itu bila ia kelak jadi Presiden Republik Indonesia, Suta Widhya akan melanjutkan cita - cita Soetta sebagaimana jargon Trisakti yang belum pernah terwujud hingga detik ini.
"Bahaya komunis cina saat ini harus diwaspadai. Jangan sampai bangsa ini menjadi terjajah kembali, bukan secara ekonomi saja, tapi juga secara total dengan perangkap utang LN yang dikuatiri menjadi Anggola atau Bangladesh kedua," Ungkap Suta.
"Tentu saja sebagai Presiden Republik Indonesia kelak saya akan lebih membangun bangsa ini bukan secara fisik saja. Tapi, lebih dahulu membangun manusia Indonesia menjadi lebih besar dari Bangsa Amerika Serikat, Bangsa Eropa, apalagi bila hanya bersaing dengan bangga Komunis Cina," demikian tutur Suta menutup keterangannya.
Sumber : Jtn Media Network
(Abra)
Sumber : JTN Media Network
JTN SUPORT BANK BRI An : PT.JATIM INTIPERKASA GLOBAL MEDIA, No. REK : 006501044064531