JTN |

"Cakra" Dampingi Edi Tuntut Penghitungan Ulang



PASURUAN - Adanya sengketa Pemilihan Kepala Desa di desa Pacarkeling, Kec. Kejayan, Kab. Pasuruan, Ketua Umum Cakra Berdaulat Imam Rusdian yang di dampingi Sekretarisnya Arwin, ketika ditemui wartawan online JawatimurNews.com mengatakan bahwa dari lembaga Cakra akan melakukan pengawalan sampai sengketa pemilihan Kepala Desa di Desa Pacarkeling dianggap selesai, Jumat (29/11/19)

Ditemui di sekretariat Perkumpulan Cakra Berdaulat, Imam mengatakan bahwa dia akan melakukan pendampingan sampai tuntutan dari salah satu calon kepala desa di desa Pacarkeling terkait penghitungan ulang surat suara yang di duga ada kecurangan, dipenuhi oleh Panitia Pilkades Kabupaten Pasuruan, Komisi 1 DPRD Kab. Pasuruan dan Fasilitator Kec. Kejayan.
"Kita dari lembaga Cakra Berdaulat akan mendampingi mas Edi Suyitno dalam memperjuangkan haknya melakukan penghitungan ulang karena di duga ada kecurangan, kalaupun nanti terkait kecurangan yang lain pada pendaftaran proses Pilkadesnya, kita serahkan pada lawyer yang sudah kita persiapkan untuk gugatan PTUN nya," ujar Imam Rusdian, orang nomor satu di Cakra Berdaulat di dampingi Sekretarisnya.

Imam pun berharap agar dari fasilitator Kec. Kejayan bersikap netral dan tidak berpihak disalah satu calon dan berharap agar dari fasilitator Kec. Kejayan benar-benar menjaga keamanan dari kotak surat suara sampai menunggu penghitungan ulang, sesuai gugatan yang telah disampaikan oleh Edi. (JAWA TIMUR NEWS. COM/Red)
Share:

Wakil Presiden KH Ma'Ruf Amin Datangi UNISMA






MALANG - Wakil Presiden RI KH. Makruf Amin kunjungi kampus hijau Universitas Islam Malang bersama gubernur jatim Khofifah indar parawansa. Resmi meluncurkan komitmen sebagai “ Kampus pelopor Gerakan Anti Radikalisme “ .
Gerakan Universitas Islam Malang Anti Radikalisme sangat relevan dengan situasi saat ini. Radikalisme mengancam kehidupan kita sebagai ummat islam khususnya warga NU. Kuliah umum dan peluncuran gerakan anti radikalisme di Universitas Islam Malang, Rabu (27/11).
Radikalisme adalah salah satu penyakit yang harus di musnahkan agar terciptanya kehidupan yang lebih baik, menurut Wakil Presiden RI KH. Makruf Amin.
Kita harus mengakui bahwa islam sebagai agama yang memberikan rahmat pagi seluruh semesta. Akan tetapi digunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk mencapai tujuan dengan kekerasan.
Kemudian disisi lain Wakil Presiden mengatakan bahwa kemiskinan merupakan salah satu faktor penyebab sesorang terpengaruh dalam melakukan tindakan radikalisme, sehingga harus ada penguatan ekonomi dari tataran bawah.
Ekonomi ummat harus menjadi ujung tombak dalam menangkal radikalisme. Yang disebut sebagai pembangunan ekonomi dari bawah.
Kemudian rektor Universitas Islam Malang, prof, Dr. H. Maskuri, M.Si mengatakan bahwa pihaknya mengusul agar kementrian dan lembaga yang terkait untuk mendirikan laboratorium anti radikalisme. Kami usul perlu adanya laboratorium anti radikalisme lintas kementrian dan kampus Unisma siap menjadi bagian tersebut. (Rofiq Riza/JAWATIMURNEWS.COM)
Share:

Sri Utami Agustina, Kades Terpilih Desa Gading Winongan



PASURUAN - Terpilihnya ibu Sri Utami Agustina pada pemilihan Kepala Desa Gading, Kec. Winongan, Kab. Pasuruan, periode 2019 - 2025 di balai desa Gading, Sabtu (23/11/19)

Dengan visi, Gotong Royong Membangun Desa Gading Yang Jujur, Adil, Merata, Sejahtera, Berbudaya Dan Berakhlak Mulia mengantar ibu Sri Utami Agustina dengan 1.360 pemilih, jauh mengalahkan petahana Agus salim yang hanya mendapatkan suara sebanyak 708 pemilih.

Sorak sorai masyarakat desa Gading menyambut kemenangan ibu Utami yang dibarengi letupan kembang api didepan rumahnya yang berada di Utara balai desa Gading menambah meriah suasana.
Wartawan online jawatimurnews.com yang bertandang dirumahnya sempat berbincang dengan suaminya Kahar yang berdinas di Polsek Lumbang, "Syukur alhamdulillah enggih mbak, istri saya yang memang asli desa sini, masih dipercaya oleh masyarakat buat mengemban amanah, melayani masyarakat dan mengayominya sebagai ibu dari desa Gading ini. Mudah-mudahan kedepannya bisa membawa perubahan yang lebih baik," ujar Kahar sambil terharu.

Dari data yang diperoleh, faktor keberuntungan juga kurang berpihak ke petahana desa Mendalan Ony Agus Harianto yang hanya mendapatkan suara sebanyak 870 pemilih dan menyerahkan tampuk kepemimpinan desa kepada Suheri yang mendapatkan suara sebanyak 1.278 pemilih. (R1N/JAWATIMURNEWS COM)
Share:

Generasi Milenial Di Era Digital



Oleh : Moh. Rofiq Risandy
Mahasiswa : Universitas Islam Malang
Fakultas : Ilmu Administrasi


OPINI - Istilah generasi millennial memang sedang akrab terdengar. Istilah tersebut berasal dari millennials yang diciptakan oleh dua pakar sejarah dan penulis Amerika, William Strauss dan Neil Howe dalam beberapa bukunya.
Millennial generation atau generasi Y juga akrab disebut generation me atau echo boomers. Secara harfiah memang tidak ada demografi khusus dalam menentukan kelompok generasi yang satu ini.
Namun, para pakar menggolongkannya berdasarkan tahun awal dan akhir. Penggolongan generasi Y terbentuk bagi mereka yang lahir pada 1980 - 1990, atau pada awal 2000, dan seterusnya. Awal 2016 Ericsson mengeluarkan 10 Tren Consumer Lab untuk memprediksi beragam keinginan konsumen.
Laporan Ericsson lahir berdasarkan wawancara kepada 4.000 responden yang tersebar di 24 negara dunia. Dari 10 tren tersebut beberapa di antaranya, adalah adanya perhatian khusus terhadap  perilaku generasi millennial.
Dalam laporan tersebut Ericsson mencatat, produk teknologi akan mengikuti gaya hidup masyarakat millennial. Sebab, pergeseran perilaku turut berubah beriringan dengan teknologi. "Produk teknologi baru akan muncul sebagai akomodasi perubahan teknologi," ujar Presiden Director Ericsson Indonesia Thomas Jul.
Sepanjang tahun ini, beberapa prediksi yang disampaikan Ericsson berhasil terbukti. Salah satunya, perilaku Streaming Native yang kini kian populer.
Jumlah remaja yang mengonsumsi layanan streaming video kian tak terbendung. Ericsson mencatat, hingga 2011 silam hanya ada sekitar tujuh persen remaja berusia 16 - 19 tahun yang menonton video melalui Youtube.


Rata-rata mereka menghabiskan waktu di depan layar perangkat mobile sekitar tiga jam sehari. Angka tersebut melambung empat tahun kemudian menjadi 20 persen.
Waktu yang dialokasikan untuk menonton streaming juga meningkat tiga kali lipat. Fakta tersebut membuktikan, perilaku generasi millennial sudah tak bisa dilepaskan dari menonton video secara daring.
Teknologi juga membuat para generasi internet tersebut mengandalkan media sosial sebagai tempat mendapatkan informasi. Saat ini, media sosial telah menjadi platform pelaporan dan sumber berita utama bagi masyarakat.
Tren tersebut sudah terbukti disepanjang 2016 melalui beberapa peristiwa penting, seperti aksi teror bom. Masyarakat benar-benar mengandalkan media sosial untuk mendapatkan informasi terkini dari sebuah peristiwa.
The Nielsen Global Survey of E-commerce juga melakukan penelitian terhadap pergeseran perilaku belanja para generasi internet. Penelitian dilakukan berdasar penetrasi internet di beberapa negara.
Nielsen melakukan riset terhadap 30 ribu responden yang memiliki akses internet memadai. Responden tersebut berasal dari 60 negara di Asia Pasifik, Eropa, Amerika Latin dan Utara, serta Timur Tengah.
Studi tersebut menggambarkan perilaku generasi akrab internet ini memilih jalur daring untuk meneliti dan membeli beragam produk atau jasa dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Nielsen mencatat, pertumbuhan penetrasi perangkat mobile di kota-kota besar Indonesia mencapai 88 persen.
Kepemilikan perangkat mobile menjadi salah satu faktor paling signifikan terhadap perilaku belanja daring. Berdasarkan riset Nielsen tersebut, Indonesia memiliki peringkat teratas secara global dalam hal penggunaan ponsel pintar untuk belanja daring.
Sebanyak 61 persen konsumen memilih berbelanja menggunakan ponsel pintar, dan 38 persen lainnya memilih tablet atau perangkat mobile lain. Sementara, 58 persen konsumen lebih memilih menggunakan komputer.




Gaya hidup yang berbahaya
Lekat dengan dunia maya, memiliki pengetahuan tinggi dalam menggunakan platform dan perangkat mobile, ternyata melahirkan titik lemah bagi para generasi internet. Titik lemah tersebut berdampak buruk terhadap keamanan generasi millennial di dunia maya.
Salah satunya ancaman siber yang siap menerkam para pengguna. Norton Cyber Security mengeluarkan Insight Report November 2016. Penelitian yang dilakukan secara daring tersebut melibatkan 20.907 responden dari 21 negara dunia.
Tiga negara Asia Tenggara, di antaranya Malaysia, Singapura, dan Indonesia. Penelitian berlangsung pada 14 September sampai 6 Oktober 2016. Sampel di Indonesia melibatkan lebih dari seribu pengguna berusia 18 tahun ke atas yang dipilih secara random. "Generasi millennial secara mengejutkan menunjukkan kebiasaan keamanan daring yang mengendur," ujar Director Asia Consumer Business Norton by Symantec Chee Choon Hong.
Data menyebutkan, 20 persen generasi millennial dengan senang hati berbagi kata sandi yang berpotensi mengorbankam keamanan daring mereka. Kemudian sebagian besar konsumen Indonesia atau sekitar 90 persen menggunakan koneksi Wi-Fi publik.
Namun, hanya 51 persen dari mereka yang mengetahui cara mengamankan jaringan tersebut. Hanya 36 persen dari responden yang menghubungkan perangkat mobile dengan jaringan Wi-Fi dengan menggunakan VPN secara reguler.
Sementara, 28 persen pengguna tidak mampu mengenali jenis email terinfeksi malware. Choon Hong menjelaskan, penelitian tersebut tidak berfokus pada jenis serangan siber.
Riset Norton ini lebih menjelaskan mengenai perilaku generasi millennial dalam mengamankan perangkat mobile pribadinya. Sebenarnya, penelitian menyebutkan, pengguna makin menyadari kebutuhan perlindungan perangkat, terutama dalam melindungi informasi pribadi.
Akan tetapi, pengguna tidak termotivasi mengambil langkah pencegahan. Sebanyak 76 persen pemilik perangkat mobile mengetahui kepentingan perlindungan informasi daring pribadinya.
Hanya 22 persen yang melindungi perangkatnya. Hal tersebut menyebabkan 39 persen pengguna mengalami peretasan kata sandi, 28 persen pembobolan akun email, dan 26 persen peretasan data, dan akun media sosial.     rep: Nora Azizah, ed: Setyanavidita Livikacansera




Menuju Gaya Hidup Daring yang Aman
- Hindari Pengulangan Kata Sandi
Lindungi akun pribadi dengan sebuah kata sandi kuat, dengan menggabungkan huruf besar dan kecil ditambah karakter angka atau simbol. Ubahlah kata sandi seluruh akun daring minimal tiga bulan sekali.
- Kenali Sumber Wi-Fi Publik

Mengakses informasi pribadi saat terkoneksi dengan Wi-Fi publik yang tidak terlindungi akan menjadi pintu peretasan lebar. Sebaiknya hindari melakukan transaksi daring atau masuk ke akun media sosial dengan menggunakan jaringan Wi-Fi publik.

Di Gerbang Awal Era Digital
Sepanjang 2016, dinamika masyarakat Indonesia diramaikan dengan berbagai disrupsi teknologi yang terjadi di berbagai industri. Disrupsi di sektor transportasi dengan hadirnya ride sharing, bahkan sempat membuahkan persaingan tajam dengan penyedia layanan transportasi konvensional.
Dinamika yang sempat begitu menyedot perhatian publik tersebut, hanya sebagian kecil perubahan yang timbul akibat dimulainya era 4G secara nasional. Republika berusaha mencatat berbagai hal menarik yang timbul sejak era digital dimulai di Tanah Air.
Menjelang datangnya tahun yang baru, berbagai tantangan besar pun sudah menanti bangsa ini. Berbagai tren, regulasi, dan lanskap industri pada tahun mendatang, juga coba kami sajikan dalam edisi-edisi mendatang.
Semoga dapat memberi gambaran seperti apa Indonesia pada era teknologi yang makin kencang berlari seperti saat ini.
Infografis
•    80 juta millennials lahir pada 1976 - 2001

•    Millennials rata-rata mengalihkan perhatiannya dari berbagai gawai, seperti PC, smartphone, tablet, dan televisi  27 kali setiap jamnya. Angka ini meningkat dari 17 kali per jam di generasi sebelumnya.

•    Dalam urusan bekerja, millennial lebih tertarik memiliki pekerjaan yang bermakna ketimbang sekadar bayaran yang besar.

•    Dalam urusan konsumsi hiburan, millennial menghabiskan 18 jam perhari untuk menikmati layanan tontonan on demand, bermain gim, atau sekadar menonton televisi konvensional. (Rofiq Riza/JAWATIMURNEWS.COM)
Share:

Dunia Dalam Genggaman Generasi Muda




OPINI - Tidak ada yang tidak berubah di dunia ini kecuali perubahan itu sendiri. Semua bidang mengalami perubahan.

Fenomena perubahan tak jarang melahirkan situasi dilematik bagi kehidupan masyarakat antara perspektif negatif dan perspektif positif terhadap perubahan tersebut. Perspektif negatif memandang perubahan adalah sesuatu yang abnormal (krisis, siksaan, traumatis dan perubahan dianggap sebagai “goncangan masa depan”).

Sedangkan perspektif positif memandang bahwa perubahan sebagai suatu keharusan. Karena perubahan akan melahirkan kemajuan. Banyak yang tidak menyadari, bahwa dunia ini dengan begitu cepat mengalami perubahan, baik perubahan tentang tata pengelolaan pemerintahan atau hal-hal yang menyangkut kehidupan berbangsa dan bernegara.

Wilbert Moore (dalam Suparlan Al Hakim, 2015: 105) menegaskan perubahan sosial sebagai perubahan penting dari struktur sosial, yang mencakup pola-pola perilaku dan interaksi sosial, yang meliputi norma, nilai dan fenomena kultural.

Menurut Fairchaild (ibid), mengatakan bahwa perubahan sosial adalah modifikasi dalam setiap aspek proses sosial, pola sosial dan bentuk-bentuk sosial, serta pola antar hubungan.

Selo Sumardjan (ibid) menjelaskan bahwa perubahan sosial itu merupakan suatu proses yang berkembang dari lembaga-lembaga sosial.

Dari pengertian tersebut, dapat ditegaskan bahwa lingkup perubahan-perubahan sosial dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma, lapisan-lapisan sosial, susunan kelembagaan masyarakat, interaksi sosial bahkan sampai pada tataran politik, ekonomi dan aktivis lain yang dilakukan manusia.
Memang tidak dapat dipungkiri kemajuan teknologi komunikasi membuat perubahan begitu cepat.

Ada yang mengatakan “dunia dalam genggaman”, itu benar. Kemajuan dan perubahan ini biarpun hanya pada bidang teknologi komunikasi namun mampu memberi pengaruh pada bidang kehidupan yang lain. Saat ini seseorang memesan sesuatu mulai dari makanan hingga barang mewah bisa melalui layanan yang disediakan oleh terknologi komunikasi berupa aplikasi di internet. Dalam dunia ekonomi,

Sekarang banyak wirausahawan baru yang menjalankan bisnis startup. Bisnis ini memanfaatkan media internet sebagai penggerak usahanya.

Dalam bidang pemerintahan, sekarang sudah banyak aplikasi di internet yang menyediakan layanan secara online sehingga segala urusan tidak perlu harus tatap muka, selain itu bisa menekan biaya operasional yang selama ini konvensional.

Kondisi saat ini dengan didukung pesat dan canggihnya kemajuan teknologi komunikasi dan berbagai industri, memudahkan masuknya budaya luar yang berpengaruh besar terjadinya pergeseran budaya lokal dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dunia maya adalah salah satu media terjadinya pentransferan budaya luar ke dalam negeri, begitu juga sebaliknya. Sebagai warga masyarakat tentu kita menyambut baik budaya luar yang bersifat positif dan mendukung proses perubahan sosial kearah yang lebih baik (progress).

Namun bagaimana sebaliknya jika budaya luar tersebut bertolak belakang dan bertentangan dengan norma-norma dan falsafah atau pedoman hidup bangsa yaitu Pancasila.

Perilaku imitasi generasi muda saat ini yang lebih mengidolakan budaya luar menjadi salah satu faktor penyebab budaya lokal dan nasional perlahan-lahan ditinggalkan.

Timbul fenomena dalam pergaulan generasi muda yang gaya hidup (lifestyle) mereka berkiblat pada budaya luar atau asing. Ini mereka yakini menjadi suatu trend yang harus mereka ikuti kalau tidak ingin dibilang ketinggalan zaman.

Tidak hanya generasi muda,  masyarakat dewasa pun terkadang menganggap budaya asing sebagai suatu ukuran tingkat kemajuan atau modern.

Dikhawatirkan sikap masyarakat ini akan menghilangkan rasa memiliki, rasa kebanggaan, dan kecintaan terhadap budaya lokal dan nasional. Maka akan hilanglah identitas dan kepribadian bangsa kita.

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah pusat maupun daerah adalah merevitalisasi kebudayaan lokal sebagai landasan kebudayaan nasional.

Tujuannya tentu adalah menggali kembali budaya-budaya lokal yang pernah populer dan diketahui secara luas oleh masyarakat akhirnya makin tenggelam akibat budaya luar atau asing yang semakin mendesak dan menggeser keberadaan budaya lokal. Dikhawatirkan kondisi ini mengakibatkan berkurangya pengetahuan budaya nasional yang dikenal oleh kalangan masyarakat.

Revitalisasi adalah cara, proses, perbuatan menghidupkan atau menggiatkan kembali. Sehubungan dengan budaya, maka revitalisasi budaya dalah suatu cara, proses, dan perbuatan untuk menghidupkan kembali budaya-budaya lokal sebagai eksistensi budaya nasional agar tidak punah dan dilupakan.

Artinya revitalisasi merupakan salah satu cara untuk melestarikan kebudayaan agar tetap hidup dan berkembang.
Sasaran utama dari proses revitalisasi budaya ini yang paling utama adalah generasi muda Indonesia. Sebagai tampuk penerus perjuangan bangsa, para generasi Indonesia inilah yang diharapkan untuk tetap mengenal, mencintai dan berusaha menjaga kelestarian budaya bangsa.

Generasi muda dengan kehidupan dizaman modernisasi dan globalisasi yang sangat kental menjadi sangat rentan dengan pengaruh budaya asing. Kalau keadaan ini diabaikan, ditakutkan generasi muda Indonesia lebih mengenal dan mencintai budaya asing tersebut dari pada budaya nasional mereka.

Sebelum keadaan ini semakin parah perlu dilakukan beberapa langkah dalam proses revitalisasi budaya tersebut, diantaranya adalah melakukan berbagai  kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kebudayaan.

Misalnya kegiatan seni budaya berupa pagelaran tarian dan lagu-lagu tradisional dan lain-lain.Sebaiknya dilakukan secara rutin dan terjadwal sehingga masayarakat mengetahui dan merasa menjadi bagian dari kegiatan tersebut. Hal ini tentu dibutuhkan peranan pemerintah sebagai fasilitator dan motivator. 

Diharapkan dari kegiatan ini mampu menggali kembali budaya lokal yang sempat bergeser dan menumbuhkan rasa memiliki pada masyarakat akan kebudayaan tersebut.

Selain itu yang tak kalah pentingnya adalah peranan sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang mempunyai peran lahirnya sumber daya manusia yang berkualitas dalam hal pengetahuan, keterampilan dan moral. Karena itu, dalam implementasi kurikulum pendidikan masalah kebudayaan tidak boleh dianggap remeh.

Sekolah menjadi sarana yang tepat untuk memperkenalkan dan mempublikasikan kepada anak betapa negara kita kaya akan kebudayaan nasional.

Usaha ini dilakukan agar muncul rasa memiliki dan mencintai kebudayaan nasional yang ada. Tidak hanya itu, diharapkan juga muncul sikap toleransi pada anak terhadap berbagai perbedaan kebudayaan yang kita miliki.

Menghadapi masuknya arus budaya luar memang sulit untuk dicegah. Namun bukan berarti kita menerima begitu saja tanpa ada proses filterisasi.

Negara kita mempunyai generasi muda dalam jumlah banyak yang menjadi salah satu modal kekuatan bangsa. Generasi muda memang harus pintar dalam mengikuti perkembangan zaman agar tidak ketinggalan dan mampu bersaing baik dalam skala nasional maupun internasional.

Akan tetapi generasi muda juga harus cerdas dalam menghadapi dan menerima budaya luar (asing) yang masuk.

Apakah sesuai atau bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan masyarakat. (Rofiq Risa/JAWATIMURNEWS.COM)
Share:

Wapres RI KH Ma'ruf Amin, Akan Buka Rakernas MOI ke 1, di Jakarta


JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin dijadwalkan bakal menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Perkumpulan Media Online Indonesia (MOI) yang akan diselenggarakan di Jakarta pada Kamis (21/11/19).
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Ketua Umum (Ketum) MOI Rudi Sembiring Meliala di graha Fareza di Jakarta Pusat.
Rudi mengungkapkan, Sekjen MOI Jusuf Rizal sudah menerima kepastian kehadiran Ma’ruf Amin melalui protokol istana Wapres.
“Insya Allah pak Wapres akan hadir”, ungkap Rudi melalui pesan tertulis yang diperoleh protokol dan diteruskan pada dirinya dari Sekjen Yusuf Rizal.
Sementara, berdasarkan inventaris yang tercatat di kepanitiaan, hingga Selasa sore jumlah peserta yang akan hadir sudah mencapai 700 orang dari jumlah yang diprediksi hadir, yakni 1000 orang.
Mereka yang akan hadir tersebut yakni para wartawan, pemilik media, DPW serta DPC MOI dan pemangku kepentingan media lainnya dari seluruh Indonesia.
Kegiatan itu mengusung Thema ‘Indonesia Kuat tanpa Hoak, Radikalisme dan Intoleransi Pada Pemerintahan Jokowi-KH Ma’ruf Amin’. (JAWATIMURNEWS.COM/Red) 
Share:

Mahasiswa Tonggak Perubahan Suatu Bangsa




Oleh : Moh. Rofiq Risandi
Mahasiswa : Universitas Islam Malang
Fakultas : Ilmu Administrasi
Prodi : Administrasi Publik

OPINI - Peran mahasiswa dalam sejarah perjalanan Indonesia sangatlah besar, terbukti dengan tercatatnya beberapa pergerakan mahasiswa yang telah mampu membawa perubahan yang sangat signifikan. Mahasiswa sebagai agent of change sudah sewajarnya selalu berupaya untuk mengaktualisasi diri demi masa depan yang cerah. Sebagai kaum cendikiawan dan intelektual muda, seorang mahasiswa harus sadar akan gelar “Maha” yang sedang disandang,

Kita harus mengimplementasikan tugas dan fungsi mahasiswa secara komprehensif. Kesadaran akan posisi sebagai mahasiswa haruslah bertanggungjawab akan persoalan-persoalan sosial masyarakat yang terjadi di sekitar kita.

Kecenderungan berpikir tugas mahasiswa hanya untuk belajar demi medapatkan nilai yang bagus harus dikikis secara integral. Sebagai kaum yang tercerahkan seorang mahasiswa harus berpikir secara visioner demi kemajuan yang dicita-citakan bangsa dan negara. Mahasiswa harus kritis dalam menanggapi isu-isu sosial politik, sosial ekonomi dan sosial masyarakat yang tidak memihak kepada rakyat. Sebagai perwujudan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi sudah sepatutnya mahasiswa harus berperan aktif dalam membela tindakan-tindakan pemerintah yang memandang rendah kepada rakyat. Sebagai penghubung antara masyarakat dan pemeritah, sudah menjadi tanggung jawab mahasiwa untuk peka dalam menyuarakan keadilan terhadap penindasan yang dilakukan pemerintah terhadap masyarakat.

Mahasiswa dan pemuda sekarang merupakan pemimpin dimasa yang akan datang, kemudian yang menjadi pertanyaan besar apakah mahasiswa dan pemuda sekarang sudah siap untuk melanjutkan estafet kepemimpinan para orang-orang yang mengambil kebijakan dan penguasa di pemerintahan Indonesia sekarang untuk masa yang akan datang? Bagaimana kondisi Indonesia dalam 20 tahun kedepan ketika semua lini jabatan pemerintahan dikuasi oleh generasi Millennial?

Mahasiswa dan Generasi Millennial
Menjadi sangat menarik ketika kita akan membahas tentang generasi millennial, generasi millennial  atau Generasi Y adalah kelompok demografis (cohort) setelah Generasi X. Peneliti sosial sering mengelompokkan generasi yang lahir diantara tahun 1980-an sampai 2000-an sebagai generasi millennial. Jadi bisa dikatakan generasi millennial adalah generasi muda masa kini yang saat ini berusia dikisaran 15 – 34 tahun. Dibanding generasi sebelumnya, generasi millennial memang unik, kehidupan generasi millennial tidak bisa dilepaskan dari teknologi terutama internet dan hiburan sudah menjadi kebutuhan pokok bagi generasi ini.

Millennial  adalah satu-satunya generasi yang disebut “Digital Native” yang lahir dan tumbuh berbarengan dengan teknologi (Prensky, 2001). Dengan kemampuannya di dunia teknologi dan sarana yang ada, generasi millennial belum banyak yang sadar akan kesempatan dan peluang di depan mereka.

Tidak berhenti disitu, generasi millennial  juga cenderung cuek dan rendah akan nilai kepedulian sosial, kebanyakan dari generasi millennial hanya peduli untuk membanggakan pola hidup kebebasan dan hedonisme. Memiliki visi yang tidak realistis dan terlalu idealistis, yang penting bisa gaya, ditambah lagi dengan kecanggihan teknologi membuat mereka malas untuk melakukan interaksi di dunia nyata. Para generasi sekarang lebih senang berinteraksi di sosial media.

Eksistensi dan hidup penuh gaya menjadi trend gaya hidup generasi millennial, eksistensi sosial ditentukan dari jumlah follower dan like.

Nah, sungguh ini menjadi keprihatinan kita bersama akan generasi sekarang yang merupakan para generasi millennial  yang sedang mengemban posisi sebagai mahasiswa. Para mahasiswa sekarang cenderung apatis dan diam tanpa ada gerakan atas pembodohan yang semakin memperburuk kondisi idealisme seorang mahasiswa.

Mahasiswa sekarang cenderung mengikuti arus kehidupan yang tak menentu, mereka hanya akan menjadi generasi penerus dari pada tikus-tikus berdasi, mereka tidak suka akan perubahan karena sifat idealis dari mahasiswa sudah mulai memudar dan terkikis dan diperparah karena mereka belum siap menerima akselerasi perkembangan teknologi.

Nasib Indonesia di Masa yang akan Datang
Kehidupan mahasiswa sekarang sebagai generasi millennial  yang serba instan juga menjadi indikator akan nasib bangsa ini dimasa depan, sifat malas dan narsis secara berlebihan menjadi sebuah ketakutan akan nasib Indonesia yang akan membawa Indonesia ke ambang kehancuran.

Bagaimana tidak, dalam 20 tahun kedepan diprediksikan Indonesia akan didominasi oleh generasi millennial, mereka akan menempati semua posisi-posisi penting di pemerintahan. Jika generasi sekarang masih bermalas-malasan dan tidak terbiasa bekerja di bawah tekanan apalagi generasi yang alergi terhadap politik dan kurang peka terhadap kondisi sosial, maka tak heran jika Indonesia dimasa yang akan datang menjadi masa-masa kelam di bawah mahasiswa sekarang sebagai generasi millennial.

Kondisi seperti ini juga diperparah akan posisi mahasiswa sekarang yang bisa kita istilahkan sebagai aktivis-net, mereka merupaakn para aktivis mahasiswa yang sering berkoar-koar dan mengkritik para pemimpin bangsa di media sosial hanya demi untuk mendapatkan ketenaran dan hanya untuk supaya bisa dikenal banyak orang.

Kritikan-kritikan pedas yang mereka lontarkan sungguh sangat kurang etis, karena mereka hanya mengkritik tanpa solusi pencerahan yang bisa ditawarkan.

Maka harapan besar akan nasib Indonesia dimasa mendatang betul-betul tergantung akan generasi sekarang. Selagi masih ada waktu dan kesempatan mari kita rubah kebiasaan buruk dan dengan cara berkarya. Salah satu jalan setidaknya dapat menunda jatah masa kehancuran Indonesia dimasa yang akan datang. Buktikan bahwa mahasiswa sekarang sebagai generasi millenial bisa membuat sebuah peradaban yang luar biasa akan maa-masa kejayaan Indonesia di kemudian hari. (Rofiq Riza/JAWATIMURNEWS.COM)
Share:

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW UNISMA



MALANG - Sholawat Pergerakan Dalam Rangka Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1441 H Dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, PMII Rayon Al-Fanani komisariat Universitas Islam Malang, mengadakan Sholawat Pergerakan dengan mengusung tema ” Restorasi Nilai-Nilai aswaja dalam perayaan Maulid Nabi” di kota malang. Sholawat yang dilaksanakan di Rusunawa 2 Universitas Islam Malang, Senin, 18 November 2019. Yang diikuti segenap Sahabat/i dan senior-senior Al-Fanani di kota malang.

Ketua pelaksana maulid sahabat Firman maulana berharap melalaui moment Maulid Nabi Muhammad SAW semua kader PMII unsuri dapat mengikuti dan meneladani Rasulullah SAW. Sahabat Shofi mengatakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1441 H bukan hanya sekedar ceremonial belaka. Jadikanlah peringatan Maulid Nabi ini sebagai contoh kedalam kehidupan kita sehari-hari, menjadikan Rasullulah sebagai figur sentral,sebagai tauladan untuk melaksanakan kehidupan kita sehari-hari.

Dalam Sambutanya. Sementara wakil ketua Rayon Al-Fanani sahabat Jodi dalam sambutanya menyampaikan harapan kepada semua kader PMII untuk mengimplementasikan nilai-nilai ke-islaman salah satunya dengan mengadakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Sehingga pemahaman dan persepsi yang ada dalam jiwa sosok organisatoris bisa berubah.

Acara tersebut juga di hadiri oleh ketua BEM unuversitas Islam Malang sahabat Ardi. (Rofiq Riza/JAWATIMURNEWS.COM)
Share:

Kantor DPRD Kabupaten Pasuruan Di Demo

PASURUAN - Puluhan Masyarakat Pasuruan dalam aksi Damai bersama aktifiis aliansi LSM Cinta damai yang didampingi Gus Lukman selaku ketua LSM Garda pantura dan tidak luput perwakilan dari Forum Pasuruan Bersatu. Saudara VICKY Nurdin SH ,ikut serta mendampingi masyarakat dalam rangka Aksi damai ke Pendopo Bupati, Hari Senin 18/11/19. Mereka menuntut Pemerintah kabupaten Pasuruan yang dipimpin Bupati Irsyad Yusuf untuk membatalkan peraturan bupati yang telah dibuat karena tidak seseuai dengan peraturan yang diatasnya Pemilihan kepala Desa (Pilkades) serentak di kabupaten Pasuruan yang akan dilaksanakan 23/11/2019, meminta dihentikan. , DPRD kabupaten Pasuruan menjelang rapat paripurna mencari jawaban dari perwakilan Bupati Pasuruan atas hak interpelasi DPRD tentang pelaksanaan pilkades serentak tahun 2019. "Massa bergejolak meminta Pilkades serentak di batalkan karena masih dalam sengketa yang di minta masyarakat yang berunjuk rasa di DPRD Kabupaten pasuruan. Aktifis LSM Cinta Damai Hanan, Lukman selaku ketua Garda Pantura dan Aliansi Forum Pasuruan Bersatu juga mendatangi (DPRD) kantor wakil rakyat yang berada di jalan raya Racil, kabupaten Pasuruan, Massa ditemui ketua komisi 1, saudara. Kasiman dan Seketaris. Dalam kesempatan ini, Kasiman berpesan kepada massa untuk tertib dan Kondusif selama proses rapat paripurna yang Akan dilaksanakan itu juga akan menjadi jawaban perwakilan Bupati atas hak interpelasi DPRD kabupaten Pasuruan tentang pelaksanaan pilkades serentak di tahun 2019. "Pemilihan kepala desa 23 November 2019 akan besok kami Blokir di setiap jalan menuju jalannya pelaksanaan pilkades serentak dikarena belum ada jawaban yang pasti dari Bupati," tutur salah satu massa yang enggan disebut namanya. Di Rapat Paripurna jawaban perwakilan Bupati ini akan dilaksanakan di ruang rapat DPRD kabupaten Pasuruan yang juga dihadiri 10 dari perwakilan dari massa yang masih didepan gedung DPRD menunggu hasil rapat yang berlangsung.pungkasnya (Ag/JAWA TIMUR NEWS. COM)
Share:

Pelaku Pencabulan Anak Tiri, Terancam 15 Tahun



PASURUAN - Berdasarkan Laporan Polisi : LP/ 139/ XI/ 2019/ JATIM/ RESPAS, tanggal 07 November 2019 telah terjadi tindak pidana persetubuhan dan atau pencabulan anak dibawah umur yang dilakukan oleh tersangka Mahmud bin Ponari (44) kepada anak tirinya. Dalam Press Release yang digelar di depan aula Mapolres Pasuruan, Senin (18/11/19) pukul 11.30 siang tadi.

Kronologis kejadian bermula dari bulan Februari 2018 sampai dengan bulan September 2019, dimana Pelaku telah melakukan Tindak Pidana Persetubuhan dan atau Pencabulan terhadap korban yang merupakan anak tirinya dengan modus operandi saat korban tertidur lelap, pelaku masuk ke kamar korban dan memaksa korban untuk disetubuhi, saat korban menolak, pelaku mengancam korban akan membunuh ibu kandungnya. Sehingga pelaku berhasil menyetubuhi korban sebanyak 9 kali, di rumah yang sama, di dusun Betiting Rt.03 Rw.02, Desa Gunting, Kec. Sukorejo, Kab. Pasuruan.
Adapun barang bukti yang di amankan, 1 (satu) potong daster warna pink dan 1 (satu) potong celana pendek warna ungu bermotif.
Atas dasar laporan Sutrisno (63) yang masih terhitung kakek korban, maka pada hari Sabtu (09/11/19) sekitar pukul 17.00 wib, di area toko di Dsn. Betiting, Ds. Gunting, Kec. Sukorejo, Kab. Pasuruan, tersangka Mahmud bin Ponari ditangkap dan di gelandang ke Mapolres Pasuruan.

Namun, pada acara Press Release, tersangka Mahmud kepada Kapolres Pasuruan AKBP Rofik Ripto Himawan S.I.K., S.H., M.H, mengatakan bahwa tersangka tetap kekeh tidak mengakui perbuatannya, bahkan lucunya lagi tersangka menuduh bahwa pacar korban sendirilah yang menghamili korban.
"Tapi alat bukti yang kita miliki, keterangan saksi-saksi mengarah, termasuk juga pelapor memberikan bukti-bukti saudara Mahmud ini mencabuli anak tirinya sendiri," ujar Kapolres Pasuruan pada sejumlah rekan wartawan.

Tersangka Mahmud terancam Pasal 81 dan/ atau Pasal 82 UU RI Nomor 35 Th 2014 Tentang Perubahan Atas UU RI Nomor 23 Th 2002 Tentang Perlindungan Anak dengan Ancaman Hukuman selama 15 Tahun Penjara. (R1N/JAWA TIMURNEWS. COM)
Share:

LSM Sikapi Penghinaan Pada Anggota Media



PASURUAN - LPK-BARATA Bersama Ketua LSM Suropati unjuk Bicara tentang Pelecehan Anggota media.

Lagi-lagi profesi pelecehan terhadap wartawan cetak atau online kali ini terjadi Pembuangan (ID,Card) seorang wartawan di lakukan oleh pengusaha pengelola SPBU yang terletak di desa kedung bako, Kecamatan Rejoso, Kabupaten pasuruan.

LPK-BARATA bersama ketua LSM Suropati akan unjuk Bicara dalam kejadian kamis, 11/11/19. atas pelecehan salasatu anggota Media Onlen / Cetak tentang kartu anggota di buang ( ID-Card) Dan akan melampirkan Surat ke pihak berwajip kapolres Pasuruan Kota guna menindak lajuti pekara yang udah tersebar.pungkas Kusuma selaku ketua LSM Suropati

Dalam Kronologi salah satu teman Awak media menceritakan kejadian dilokasi Ke ketua LPK-BARATA Irfan selaku ketua LPK Akan ikut unjuk bicara tentang kejadian hari kamis kemarin di desa Kedung Bako kec,Rejoso kabupaten Pasuruan,17/11/19 .
"Dan kami akan mempertanyakan di setiap 1 Tahun SPBU rejoso ada pemeriksaan dan akan mempertanyakan hari apa dan bulan apa saya akan mengusut hasil pemeriksaan di setiap tahun nya dan akan mendampingi sala satu teman LSM Suropati untuk mendatangi polres Pasuruan Kota." tutur Irfan selaku ketua LPK- BARATA.
Padahal profesi sebagai wartawan di lindungi oleh hukum dan itu tertera di Pasal 4. Undang Undang no.40 tahun 1999 tentang Pers di jiwai Pasal 28 UUD 1945.tandasnya. (JAWA TIMUR NEWS.COM/Agung Lana)
Share:

Jelang Rakernas Media Online Indonesia



JAKARTA - Media Online Indonesia (MOI), setelah sukses menggandeng PWI Jaya menggelar Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang diamanatkan UU Pokok Pers,  maka di ujung 2019 ini,  MOI akan menggelar Rakernas Pertama yang akan berlangsung di Kemensos Convation Hall, 21-22 November 2019.

"Kita ingin peranan Media Online Indonesia mendapat fungsi strategis untuk memberangus HOAX,  Intoleransi dan Radikalisme, " ujar Sekjen  Yusuf Rizal yang didampingi Binsar Siagian Direktur Humas dan Hubla DPP MOI dari Kantor DPP MOI,  Gedung Prawira Jalan Soehardjo, Jakarta Selatan (15/11). 

Jusuf Rizal yang juga Presiden LIRA ini mengatakan MOI sekarang memiliki 296  Media Online yang sudah berbadan hukum. "Kita sudah siap jadi konstituen Dewan dengan mengadakan verifikasi dan faktualisasi keberadaan anggota Media online di Dewan Pers. Walau MOI masih seumur jagung dan memasuki HUT ke-1, tapi kata pemilik Media Online LIRA News ini siap mengikuti dengan berbagai kebijakan dari Dewan Pers termasuk UKW.(JAWATIMURNEWS. COM/Red) 
Share:

Opini Pergerakan Kaum Intelektual



Oleh : Moh. Rofiq Risandi
Mahasiswa : Universitas Islam Malang
Fakultas : Ilmu Administrasi
Prodi : Administrasi Publik

OPINI - Arah pergerakan mahasiswa dewasa ini sudah mengalami kehilangan visi dan misi. Ibarat kata, gerakan mahasiswa bagaikan menara kardus. Bertubuh kekar namun keropos di dalam. Berkuantitas besar namun minim dalam kualitas. Mahasiswa yang merupakan tonggak awal dari pergerakan harus paham akan fungsi sosialnya yaitu sebagai agent of change ( agen perubahan ) dan agent of social control ( agen pengawas sosial ). kekuatan moralnya dalam bergerak karena pada intinya apa yang dibuat adalah semata – mata berlandaskan pada gerakan moral yang menjadi idealismenya dalam bergerak. Kedua adalah kekuatan intelektualitasnya, melalui ilmu pengetahuan yang dimiliki dari bangku perkuliahan yang senantiasa diaplikasikan untuk gerakan moral dan pengabdian kepada masyarakat, karena ilmu merupakan amanah dan tanggung jawab yang harus diamalkan. Ketiga adalah mahasiswa sebagai seorang pemuda memiliki semangat yang merupakan karakter alami yang pasti dimiliki oleh setiap pemuda secara biologis.
“Mahasiswa mesti mempertegas diri untuk memposisikan pemikirannya oposisi biner terhadap kebatilan, menembus dan melumat batas-batas tirani. Mahasiswa yang dengan kecerdasannya mesti mampu mengabstraksikan fenomena sosial politik ke dalam bahasa intelektual, ilmiah, religius dan merakyat.” (Bumi Merah Hitam Caliphate)
            Kutipan diatas seolah mengajak mahasiswa untuk bergerak dari kebatilan yang ada dengan berlandaskan kecerdasan intelektual dan moralnya. Hal serupa sejalan dengan 3 hal yang sudah disebutkan sebelumnya, dimana mahasiswa memiliki fungsi sosial sebagai agen perubahan dan pengawas sosial.     
            Kekuatan moral mahasiswa yakni mahasiswa yang penuh idealisme dan berusaha mengkoreksi berbagai penyimpangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Secara moralitas mahasiswa harus mampu bersikap dan bertindak lebih baik dari yang lainnya karena mereka mempunyai latar belakang sebagai kaum intelektual, dimana mereka mengatakan yang benar itu adalah benar dengan penuh kejujuran, keberanian, dan rendah hati. Mahasiswa juga dituntut untuk peka terhadap lingkungan sekitarnya dan terbuka kepada siapa saja. Hal itu semata-mata karena mereka adalah kader-kader calon pemimpin bangsa di masa yang akan datang, yang memegang kendali bangsa di masa depan. Oleh karena itu mereka berhak untuk melakukan pengawasan terhadap pemerintah dan memberikan kritik atas setiap kebijakan yang dibuatnya. Sikap kritis itu merupakan wujud kepedulian mereka terhadap bangsa dan negaranya yang dilakukan dengan ikhlas dan dari hati nurani mereka, bukan atas keterpaksaan maupun intimidasi dari pihak luar. Segala sesuatu yang mereka perjuangkan adalah sesuatu yang mereka yakini adalah baik untuk kehidupan mereka di masa sekarang dan di masa yang akan datang. Hal tersebut berlaku dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.
            Intelektual sejati akan bertindak secara rasional, lebih mementingkan akal daripada perasaan, obyektif, realistis, mempunyai integrated pesonality hingga sanggup menyatakan benar dan salah tanpa pandang bulu. Intelektual itu sudah seharusnya bergerak maju secara progresif dan kritis. Tidak terikat oleh apapun yang bisa membajak kekhasan intelektual yang kritis. Progresifitas dan  kritisme harus menjadi nilai fundamental yang akan menjadi megaphone keadilan bagi kemasalahatan manusia. Problem terkini pada dunia intelektualisme adalah menghambanya kaum intelegensia terhadap penguasa. Fungsi-fungsi intelektualitasnya digerakkan dalam rangka melanggengkan kekuasaan dan otoritarianisme kaum elit dan penguasa yang menjadi nilai abnormalitas tersendiri. Intelektualisme adalah perlambang kekuatan sebagai manifestasi keberagamaan yang memiliki visi pencerahan, penyadaran dan pencerdasan, bermuara kepada kebebasan dan kemerdekaan sebagai “manusia sadar” yang berperan untuk membebaskan manusia dari penjara kebodohan, kemiskinan, keterbelakangan, gembok pragmatisme, serta perbudakan globalisme yang menghabisi nilai-nilai idealis kemanusiaan. Oleh karena itu untuk dapat menjalani peran penting mahasiswa yang akan mencerahkan dan mencerdaskan kehidupan kemanusiaan kearah yang lebih baik maka perlu adanya intelektualisme dan wawasan yang luas.
            Kekuatan moral dan intelektual tidak akan bisa berjalan tanpa rasa semangat yang tinggi, semangat yang  melingkupi kekuatan otak dan fisik yang bisa dikatakan dalam titik maksimal, lalu kreatifitas, responsifitas, serta keaktifannya dalam membuat inovasi yang sesuai dengan bidang keilmuannya. Oleh karena itu, di tengah karut marut persoalan kebangsaan ini, dibutuhkan peran dan kepeloporan mahasiswa sebagai kekuatan moral, intelektual, dan semangat juang sebagai fasilitator kepentingan rakyat sebagai refleksi kembalinya keberadaan mahasiswa dan menentukan posisi yang jelas sebagai basis kekuatan bangsa yang pro rakyat dan anti kepentingan elit.. Tidak bisa dibayangkan bagaimana masa depan Indonesia jika mahasiswanya terlena dan apatis dengan kondisi negara yang hampir lumpuh karena praktik kekuasaan dan politik praktis. Apabila sejak dini sudah tertanam komitmen dan konsistensi sikap untuk selalu membela kepentingan rakyat, kelak jika sudah waktunya menjadi bagian pemimpin Indonesia, mahasiswa akan selalu mengutamakan kepentingan rakyat. Selebihnya siapapun, apapun dan bagaimanapun mahasiswanya, dia punya tanggung jawab yang besar untuk memberikan kontribusi terhadap kemajuan bangsa yang berkeadilan sesuai dengan yang diamanahkan undang – undang dan ideologi negara. (JAWATIMURNEWS. COM/Red)
Share:

 

 JAWA TIMUR UPDATE
JAWATIMURNEWS.COM | 
BERITA SEPUTAR JAWA TIMUR -TAJAM-AKURAT-TERPERCAYA-PROFESIONAL

 

 ARTIKEL
JAWATIMURNEWS.COM | 
BERITA SEPUTAR JAWA TIMUR -TAJAM-AKURAT-TERPERCAYA-PROFESIONAL

Artikel dapat dipahami sebagai suatu rangkaian atau karangan yang dibuat berdasarkan fakta dan opini untuk dipublikasikan di media, baik itu media cetak, media online, bahkan juga sekarang banyak artikel yang diunggah di media sosial. Penulisan artikel sendiri sebenarnya mengandung tujuan untuk menyampaikan suatu gagasan yang memuat data dan fakta. Gagasan dalam artikel pada akhirnya dapat dapat mendidik, meyayinkan, dan juga menjadi saran hiburan bagi pembaca
                 
Bagi semua pembaca JAWATIMURNEWS.COM dapat mengirimkan artikelnya untuk di Up di PORTAL WEB MEDIA ONLINE JAWATIMURNEWS.COM dengan cara mengirimkan naskah artikelnya dengan menghubungi kami melalui chat dibawah ini
                
                 
Semua artikel yang telah diterima redaksi akan di seleksi terlebih dahulu di bagian pemberitaan dan menjadi kewenangan penuh DIrektur Pemberitaan Jtn
                

 

 MITRA BRANDING
JAWATIMURNEWS.COM | 
BERITA SEPUTAR JAWA TIMUR -TAJAM-AKURAT-TERPERCAYA-PROFESIONAL

 
Sumber : Jtn Media Network 
 (Apin/Ferry/Zidan Pahlevi)

Perusahaan atau per orangan yang ingin membuat produknya seperti video di atas, Menjalin Kemitraan-Branding-Pasang Iklan-Pengumuman-Flyer-Langganan Pemberitaan di PORTAL WEB MEDIA ONLINE JAWATIMURNEWS.COM, dapat menghubungi Director of HR & Business Support Management melalui chat dibawah ini

        

 


ANGGARDAYA

JAWATIMURNEWS.COM | 
BERITA SEPUTAR JAWA TIMUR -TAJAM-AKURAT-TERPERCAYA-PROFESIONAL

DESKOBIS

JAWATIMURNEWS.COM | 
BERITA SEPUTAR JAWA TIMUR -TAJAM-AKURAT-TERPERCAYA-PROFESIONAL

WISLAMIHER

JAWATIMURNEWS.COM | 
BERITA SEPUTAR JAWA TIMUR -TAJAM-AKURAT-TERPERCAYA-PROFESIONAL

LINTAS NUSANTARA

JAWATIMURNEWS.COM | 
BERITA SEPUTAR JAWA TIMUR -TAJAM-AKURAT-TERPERCAYA-PROFESIONAL

Kapolda Jatim Launching “METEOR’ di Kota Probolinggo

Foto : Pemerintah Kota Probolinggo bersama Kodim 0820 dan Polres Probolinggo Kota meluncurkan Sistem Keamanan Terpadu Probolinggo_Jawatimurn...