BREAKING NEWS :
Loading...
Baca Berita Terbaru Kejaksaan Negeri Nganjuk Bersama Dukcapil Nganjuk Bagikan KIA Gratis Puluhan Anak .   Baca Berita Terbaru Relawan Bakti BUMN Pastikan Manfaat Alam Dirasakan oleh Masyarakat Tanjung Enim   Baca Berita Terbaru Kodim 0815/Mojokerto Salurkan Santunan Lewat Program Sedekah Prajurit   Baca Berita Terbaru Dandim 0815/Mojokerto Tinjau Progres Rutilahu di Mojoanyar   Baca Berita Terbaru Pamali: Tumbal Buat Penonton Teriak Histeris di Bioskop   Baca Berita Terbaru ASHTA District 8 Menjadi Mall Pertama yang Menghadirkan “Free Reading Space”   Baca Berita Terbaru Warga RPL Tribuana Tungga Dewi, Rayakan HUT ke-80 RI dengan Lomba Aku Cantik   Baca Berita Terbaru Hari Jadi Polwan ke-77 Edukasi Anti Bullying dan Judol di SMPN 2 Magetan   Baca Berita Terbaru Semarakan HUT RI Ke-80 Seribu Peserta Sukseskan Run for Fun 5K   Baca Berita Terbaru Saham Intel Melejit! Apakah Ini Awal Tren Bullish atau Sekadar Bull Trap?   Baca Berita Terbaru BRI Finance Perkuat Sinergi Lewat VIP Customer Gathering di Semarang   Baca Berita Terbaru Parade Jaranan, Seni Reog Dan Nyadran Menghiasi Bersih Dusun Desa Waung Dalam Rangka Peringatan HUT RI KE 80   Baca Berita Terbaru Kolaborasi untuk Kontribusi, TJSL Pelindo Semarakkan HUT ke-80 RI   Baca Berita Terbaru Terra Drone Indonesia Resmi Menjadi Distributor GreenValley International di Indonesia   Baca Berita Terbaru GGP Hadirkan Path of Harmony, Satukan Budaya dalam Bulan Kemerdekaan   Baca Berita Terbaru Gelorakan Semangat Perjuangan SPN Polda Jatim Peringati Hari Juang Polri dengan Khidmat   Baca Berita Terbaru Program Sedekah Prajurit, Danramil 0815/09 Mojosari : Wujud Kepedulian Kodim 0815 kepada KBT   Baca Berita Terbaru Pemkab Mojokerto, Perbankan, dan Pengusaha Bersinergi Dukung TMMD ke-126   Baca Berita Terbaru Buah dalam Kemasan Mewah: Tren Baru Konsumen Urban yang Makin Cerdas Memilih   Baca Berita Terbaru Mega Mall Batam Jadi Rumah Baru Photomatics – Ini Alasan Kamu Harus Datang!  
JTN UPDATE : Sabtu 23 Agustus 2025 06:15:20 PM

Webinar “Gajahlah Way Kambas” Soroti Perlindungan Gajah Sumatera dan Peran Masyarakat Indonesia

Dilihat 2 kali
Webinar Gajahlah Way Kambas, LindungiHutan (Sumber: VRITIMES.com)

LindungiHutan telah menggelar webinar bertajuk “Gajahlah Way Kambas” yang didukung oleh ASEAN Foundation dalam program ASEAN Social Enterprise Development Programme 3.0 (ASEAN SEDP 3.0) pada 10 Oktober 2024.

LindungiHutan telah menggelar webinar bertajuk “Gajahlah Way Kambas” yang didukung oleh ASEAN Foundation dalam program ASEAN Social Enterprise Development Programme 3.0 (ASEAN SEDP 3.0) (10/10).  Webinar ini menghadirkan dua pakar konservasi, yaitu Humas Taman Nasional Way Kambas, Sukatmoko, dan Koordinator Lapangan Wildlife Conservation Society Indonesia Program (WCS-IP), Sugiyo.

Keduanya, memaparkan situasi terkini dan tantangan dalam pelestarian gajah Sumatera di Taman Nasional Way Kambas (TNWK). Dalam webinar tersebut, pakar konservasi menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, organisasi, dan masyarakat dalam menjaga populasi gajah serta melestarikan ekosistem.

Penurunan Populasi dan Tantangan Konservasi Gajah Sumatera 

Sukatmoko mengungkapkan adanya penurunan populasi gajah Sumatera pada periode 2010-2020. Melalui survei DNA kotoran gajah di tahun 2010, diperkirakan terdapat 240 individu gajah Sumatera di TNWK. Sementara itu, melalui perhitungan langsung pada tahun 2020, jumlahnya hanya sekitar 180-200 individu. 

"Dalam kurun waktu 10 tahun ada penurunan populasi. Perburuan gajah masih menjadi salah satu ancaman serius di kawasan ini," jelas Sukatmoko.

Taman Nasional Way Kambas memiliki 66 ekor gajah jinak, dimana sebanyak 33 gajah jinak berada di pusat konservasi gajah. Sementara itu, sisanya tersebar di 4 Camp Elephant Response Unit (ERU) untuk mitigasi konflik gajah dengan manusia.

Meskipun tidak ada permukiman di dalam TNWK, kegiatan ilegal seperti perburuan liar menggunakan jerat masih sering terjadi di sekeliling kawasan. Jerat tersebut dipasang untuk satwa liar seperti babi hutan dan rusa, namun secara tidak sengaja juga menjerat para gajah. 

Sukatmoko kemudian menyoroti kasus Erin, seekor anak gajah yang harus kehilangan belalainya akibat terkena jerat. 

"Karena terjerat diujung belalainya, kemudian infeksi, dan tidak bisa pulih kembali. Dokter akhirnya mengambil keputusan untuk mengamputasi belalai anak gajah tersebut (Erin). Kehilangan belalai yang berfungsi sebagai tangan itu telah menyebabkan Erin kesulitan untuk makan dan minum," tambahnya.

Sugiyo juga menambahkan bahwa sekitar 78% gajah Sumatera di Indonesia hidup di luar kawasan konservasi. Mayoritas hidup gajah berada di dekat manusia. Oleh karena itu, kita perlu  menyeimbangkan kehidupan karena manusia hidup berdampingan dengan makhluk lain (gajah) yang juga memiliki hak untuk hidup.

Tantangan dalam upaya perlindungan gajah Sumatera adalah masih ada demand terhadap aksesoris yang berasal dari tubuh gajah, sehingga banyak gajah yang diburu dan dibunuh. Peredaran gading di Indonesia, terpantau ada yang bukan berasal dari gajah Sumatera, melainkan spesies gajah dari negara lain.

"Sebagian besar habitat gajah berada di luar kawasan konservasi, sehingga mereka rentan terhadap gangguan akibat perubahan fungsi lahan dan konflik dengan manusia," ujar Sugiyo. 

Tantangan ini diperparah dengan ancaman jerat, listrik, dan racun yang digunakan untuk melindungi ladang masyarakat dari gajah.

Upaya Bersama untuk Perlindungan Gajah

Berbagai upaya telah dilakukan untuk melindungi gajah Sumatera, mulai dari pemantauan dan monitoring menggunakan GPS Collar, patroli, upaya penegakan hukum, hingga koordinasi komunikasi para pihak untuk menangani konflik gajah. Di Lampung Timur, istilah "konflik gajah" kini diganti dengan istilah "hidup berdampingan," untuk mendorong toleransi antara manusia dan gajah. 

Untuk merespon konflik antara gajah dengan manusia, Balai Taman Nasional Way Kambas melakukan penjagaan kebun bersama masyarakat. TNWK juga melakukan upaya rutin dengan patroli menggunakan gajah jinak dan evakuasi gajah yang terjebak jerat.

Sukatmoko dan Sugiyo sepakat bahwa peran masyarakat sangat penting dalam konservasi gajah. Keterlibatan masyarakat dalam mitigasi konflik dan penanaman nilai hidup berdampingan menjadi kunci keberhasilan dalam perlindungan dan konservasi gajah.

"Masyarakat perlu diberdayakan, ditingkatkan kemampuan dan pengetahuannya tentang hidup berdampingan dengan makhluk hidup lainnya, dalam hal ini gajah. Ketika masyarakat tidak membakar dan menebang pohon, serta tidak memasang jerat itu bentuk konkret dari partisipasi masyarakat,” ucap Sugiyo.

Selain itu, Sugiyo meminta generasi muda di Indonesia untuk membantu mengkampanyekan upaya perlindungan gajah melalui media sosial.

“Yuk bantu kampanyekan melalui media sosial, bahwa jerat ini darurat bahaya terhadap keselamatan satwa liar, dan membakar hutan itu  turut andil mempercepat proses kepunahan satwa liar," ajak Sugiyo.

Webinar “Gajahlah Way Kambas” menjadi momentum bagi semua pihak untuk semakin peduli terhadap keberadaan gajah Sumatera dan mengambil peran aktif dalam menjaga keberlanjutan ekosistem. Sebagai makhluk dengan peran penting dalam penyebaran benih tanaman dan keseimbangan ekosistem, keberadaan gajah Sumatera juga memberikan manfaat ekonomi (wisata konservasi) dan edukasi bagi masyarakat sekitar.

Tentang LindungiHutan

LindungiHutan adalah start-up lingkungan yang berfokus pada aksi konservasi hutan dan pemberdayaan masyarakat sekitar hutan. Sebanyak 886 ribu pohon telah ditanam bersama 566 brand dan perusahaan. Kami menggandeng masyarakat lokal di 50 lokasi penanaman yang tersebar di Indonesia. Kami menghadirkan beberapa program seperti The Green CSR, Collaboratree dengan skema Product Bundling, Service Bundling dan Project Partner, serta program Carbon Offset.

Press release ini juga sudah tayang di VRITIMES

Sumber:JTN MEDIA NETWORK



 

slide 1 to 4 of 27

Post a Comment

No Spam,No SARA,No Eksploitasi
Komenlah yang berkualitas & berkelas

Previous Post Next Post
KIRIM PESAN LEWAT EMAIL
KIRIM RILISAN
INAPROC E-CATALOG
SUPORT

Contact Form