Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA), melalui program Pengabdian Kepada Masyarakat (ABDIMAS), menyelenggarakan pelatihan bertema "Peningkatan Kapasitas Keuangan UMKM melalui Digitalisasi dan Pendekatan Laporan Keuangan Sederhana untuk Keberlanjutan Bisnis." Kegiatan yang dilaksanakan di Desa Suko, Kabupaten Sidoarjo, pada Sabtu (10/5/2025) ini menyasar pelaku UMKM sektor makanan dan minuman yang masih menghadapi tantangan dalam hal pengelolaan keuangan dan pemasaran digital.
Pelatihan ini menghadirkan dua narasumber utama. Detak Prapanca, S.E., M.M., yang bertindak sebagai Ketua Tim sekaligus penyaji materi pengantar manajemen usaha dan literasi keuangan dasar serta strategi pemasaran digital sederhana. Sementara itu, Nihlatul Qudus Sukma Nirwana, S.E., M.M., CRP., memberikan materi teknis mengenai penyusunan laporan keuangan sederhana, perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP), pemanfaatan aplikasi keuangan digital (fintech).
"Mengapa pelatihan ini penting? Banyak pelaku UMKM masih menggunakan metode manual atau tradisional dalam pencatatan keuangan," ungkap Ketua Tim. Detak Prapanca menegaskan bahwa pencatatan keuangan yang baik bukan hanya membantu menilai kelayakan usaha, tetapi juga membuka akses pembiayaan melalui lembaga keuangan.
Selama pelatihan, peserta belajar secara langsung cara mencatat transaksi keuangan harian, menyusun laporan laba rugi dan neraca sederhana, serta melakukan perhitungan Harga Pokok Produksi berdasarkan data usaha masing-masing. "Dengan Menentukan Harga Pokok Produksi UMKM dapat menentukan harga jual dan menghitung laba ruginya," kata Nihlatul Qudus. Dan peserta memberikan tanggapan tentang keraguan menentukan harga jual. "Iya Bu, selama ini saya terkadang agak ragu menentukan harga jual. Apa tidak kemahalan ya?," ujar Veni salah satu UMKM yang hadir.
Selanjutnya, pelatihan dilanjutkan dengan sesi pemasaran digital yang mengenalkan pemanfaatan berbagai platform seperti WhatsApp Business untuk katalog produk dan komunikasi pelanggan, Facebook dan Instagram untuk promosi visual dan peningkatan branding usaha, Shopee sebagai sarana perluasan penjualan melalui marketplace, dan TikTok untuk mempromosikan produk secara kreatif melalui video pendek. "Saat ini banyak orang memasarkan produknya melalui Facebook, instagram, WA, TikTok karena dirasa jangkauan pasarnya lebih luas dan tidak tergantung pada toko fisik," papar Detak Prapanca.
Dan kegiatan ini juga sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama dalam poin pengentasan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi yang inklusif, serta inovasi industri. Desa Suko dipilih karena memiliki potensi besar di sektor UMKM, namun masih rendah dalam literasi digital dan keuangan. Melalui pendekatan yang aplikatif dan partisipatif, tim pengabdian UMSIDA berharap kegiatan ini dapat meningkatkan efisiensi usaha, memperkuat fondasi keuangan, serta memperluas jangkauan pasar UMKM lokal secara digital dan berkelanjutan. (Windi Astuti) - [Rilis Up JTN Biro Sidoarjo]