Contoh Gambar JAWATIMURNEWS.COM - BERITA SEPUTAR KESENIAN - ADAT ISTIADAT - BUDAYA JAWA TIMUR -UMKM

Sejarah Alun Alun Kota Magelang Tempo Dulu Hingga Sekarang

Jum'at 30 Mei 2025
Dilihat 1 kali

MAGELANG - "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai Sejarahnya"_ Salah satunya kami mengajak Anda untuk menelusuri _Sejarah Alun-alun Kota Magelang_ hingga kini keberadaannya tetap di lestarikan dan mengalami banyak perkembangan sesuai perkembangan kota saat ini.

Dimana Kota Magelang terkenal sebagai Kota Seribu Bunga dengan keberadaannya di Lembah Tidar juga terkenal sebagai Kota Candra Dimuka karena tempat pendadaran para Tentara Nasional Indonesia juga dari sinilah para Personel Panglima TNI dilahirkan.

Berikut kutipan sejarah kota Mangelang yang juga terletak antara Gunung Sindoro dan Gunung sumbing sehingga menambah kesejukan kota Magelang

Penetapan hari jadi *Kota Magelang* ditetapkan berdasarkan _Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 6 Tahun 1989, bahwa tanggal 11 April 907 Masehi merupakan hari jadi Kota Magelang._ Penetapan ini merupakan tindak lanjut dari seminar dan diskusi yang dilaksanakan oleh Panitia Peneliti Hari Jadi Kota Magelang bekerja sama dengan *Universitas Tidar Magelang* dengan dibantu pakar sejarah dan arkeologi *Universitas Gadjah Mada, Drs. M.M. Soekarto Kartoatmodjo*, dengan dilengkapi berbagai penelitian di _Museum Nasional maupun Museum Radya Pustaka-Surakarta_.

Kota Magelang mengawali sejarahnya sebagai desa _perdikan Mantyasih_, yang saat ini dikenal dengan _Kampung Meteseh_ di Kelurahan Magelang. Di kampung Meteseh saat ini terdapat sebuah lumpang batu yang diyakini sebagai tempat upacara penetapan _Sima atau Perdikan._ Untuk menelusuri kembali sejarah Kota Magelang, sumber prasasti yang digunakan adalah _prasasti Poh, prasasti Gilikan dan prasasti Mantyasih_. Ketiganya merupakan prasasti yang ditulis di atas *lempengan tembaga.*

Parsasti Poh dan Mantyasih ditulis zaman *Mataram Hindu* saat pemerintahan _Raja Rake Watukura Dyah Balitung (898-910 M),_ dalam prasasti ini disebut-sebut adanya Desa Mantyasih dan nama Desa Glangglang. _Mantyasih_ inilah yang kemudian berubah menjadi _Meteseh,_ sedangkan _Glangglang_ berubah menjadi _Magelang._

Prasasti Mantyasih berisi antara lain, penyebutan nama Raja Rake Watukura Dyah Balitung, serta penyebutan angka 829 ร‡aka bulan ร‡aitra tanggal 11 Paro-Gelap Paringkelan Tungle, Pasaran Umanis hari Senais Sรงara atau Sabtu, dengan kata lain Hari Sabtu Legi tanggal 11 April 907. Dalam Prasasti ini disebut pula Desa Mantyasih yang ditetapkan oleh Sri Maharaja Rake Watukura Dyah Balitung sebagai Desa Perdikan atau daerah bebas pajak yang dipimpin oleh pejabat patih. Juga disebut-sebut _Gunung Susundara_ dan _Wukir Sumbing_ yang kini dikenal dengan _Gunung Sindoro_ dan _Gunung Sumbing._

Begitulah Magelang, yang kemudian berkembang menjadi kota selanjutnya menjadi ibu kota _Karesidenan Kedu_ dan juga pernah menjadi _ibu kota Kabupaten Magelang._ Setelah masa kemerdekaan, kota ini menjadi kota praja dan kemudian kota madya dan di era Reformasi, sejalan dengan pemberian otonomi seluas-luasnya kepada daerah, sebutan kota madya ditiadakan dan diganti menjadi kota.

Ketika Inggris menguasai Magelang pada abad ke-18, dijadikanlah kota ini sebagai pusat pemerintahan setingkat Kabupaten dan diangkatlah _*Mas Ngabehi Danukromo*_ sebagai _Bupati pertama_. Bupati ini pulalah yang kemudian merintis berdirinya Kota Magelang dengan membangun Alun-alun, bangunan tempat tinggal Bupati serta sebuah masjid. Dalam perkembangan selanjutnya, dipilihlah Magelang sebagai Ibu kota Karesidenan Kedu pada tahun 1818.

Hingga saat ini keberadaan Menara Air di Alun-alun Magelang sudah mengalami perubahan.  Disekeliling alun-alun juga para pedagang kaki lima dan angkringan tertata rapi sesuai tata kota. 

Dengan tetap mematuhi Prokes tentunya para pembeli dan pedagang ungkap salah satu pemilik Angkringan di Alun-alun kota Magelang (pak Maskur) yang sempat kami temui hari Minggu,17 Okt.2021. (Syarif AR)

@REDAKSI JAWATIMURNEWS
Editor : H. Zahrudin-Haris-Athallah SND
Sumber : JTN MEDIA NETWORK

Comments

Not using Html Comment Box  yet?

No one has commented yet. Be the first!

rss
ANGGARDAYA JAWATIMURNEWS

 THE GREEN NEWS
 THE GREEN NEWS
BERITA TERBARU
    PALING BANYAK DILIHAT
    ANGGARDAYA
    DESKOBIS
    WISLAMIHER
    SETAPAK
    TIPS
    INFO
    VIDEO MUSIC VIRAL
    FREE DOWNLOAD
    FREE UPDATE JAWATIMURNEWS
    RAGAM INFORMASI
    LINTAS NUSANTARA
    Previous Post Next Post

    Contact Form

    Selamat buat Kabiro Nganjuk Mas Boniman, CPW,CIJ,CAHNR | KUCING PIPIS SEMBARANGAN DI RUMAH JADI PERTANDA KUCING BIRAHI | Pengguna LRT Jabodebek Tumbuh 10% Usai Penambahan 18 Perjalanan Pada Hari Kerja | Tanda Tangan Digital: Pengertian, Manfaat & Cara Kerjanya di Era Modern | Atur Lalu Lintas, Pegawai Dishub Sampang Alami Kecelakaan | Tips Memilih Tempat Makan Kucing yang Aman & Nyaman | Lepas Kontingen Kota Mojokerto, Ning Ita: Kreativitas Anak Harus Difasilitasi Sejak Dini | Musyawarah Desa Khusus Pemilihan dan Penetapan Pengurus KMP Desa Puntuk Doro | Musyawarah Desa Khusus Pemilihan Pengurus KMP Desa Bulu Gunung | H .Hery Widianto Bersama istri Dampingi anak sulungnya Pengambilan sumpah jabatan sebagai Dokter. | mas tamvan