BREAKING NEWS :
Loading...
Baca Berita Terbaru Perkuat Ekosistem Pembiayaan Otomotif, BRI Finance Jalin Sinergi dengan BRI dan Dealer Surabaya   Baca Berita Terbaru Indonesia Research Summit 2.1: Editage dan Universitas Airlangga Berkolaborasi untuk Mempercepat Dampak Global Riset Indonesia   Baca Berita Terbaru Semester I 2025, Divre IV Tanjungkarang Catat Kinerja Positif   Baca Berita Terbaru Menteri Pariwisata Apresiasi Upaya Pelindo Hadirkan Marina Premium Pertama di Indonesia   Baca Berita Terbaru Pelindo Perkuat Ketahanan Pangan Nasional, Bongkar 1.138 Ekor Sapi di Pelabuhan Tanjung Intan   Baca Berita Terbaru Dr.Ardianto,S.E,Ak,M.Si Mengemban Amanah JabatanWakil Rektor Bidang Sumber Daya UNAIR Periode 2025 - 2030   Baca Berita Terbaru Dari Operasi Seroja ke Layar Lebar, Film “Believe” Sentuh Hati Prajurit dan Masyarakat Mojokerto   Baca Berita Terbaru Kebersamaan Babinsa dan Siswa TK Warnai Kegiatan Makan Bergizi Gratis di Sumolawang   Baca Berita Terbaru Danramil 0815/16 Pacet bersama Forkopimca Pimpin Aksi Pembersihan Sampah Liar di Sepanjang Jalur Pacet-Trawas   Baca Berita Terbaru Koramil 0815/08 Dawarblandong Edukasi Siswa Lewat Pendekatan Komunikatif   Baca Berita Terbaru Bupati Mojokerto Al Barraa Tuntaskan Penantian Warga, Jembatan Bubak di Desa Gondang Kini Dibangun   Baca Berita Terbaru Penggunaan Sound System di Tulungagung Diatur Ketat, Pelanggaran Akan Diproses Hukum   Baca Berita Terbaru Kunjungi Kader PKK Kelurahan Prajuritkulon, Wali Kota Mojokerto Tekankan Kader PKK Harus Tanggap dan Kreatif Hadapi Kebutuhan Warga   Baca Berita Terbaru Pemkot Mojokerto Mendapatkan Apresi BKN atas Komitmen Penuntasan Disparitas Data   Baca Berita Terbaru WIKA Beton Perkuat Posisi Lewat Capaian Laba dan Kontrak Infrastruktur Rp 2,1 Triliun   Baca Berita Terbaru KAI Logistik Dukung Hari Anak Nasional 2025: Komitmen Nyata untuk Pendidikan Inklusif dan Ramah Lingkungan bagi Anak Kota Rentan   Baca Berita Terbaru Dukung Pendidikan Logistik, KAI Logistik Raih Penghargaan Translog Fest 2025   Baca Berita Terbaru Wujudkan Solusi Kerja Cerdas: Kantor Dekat Transportasi, Siap Pakai, dan Berkelas   Baca Berita Terbaru KAI Logistik Perkuat Inisiatif ESG: Dorong Logistik Ramah Lingkungan dan Tata Kelola Berintegritas   Baca Berita Terbaru Penghasilan Berkurang Namun Cicilan Tetap Jalan, Apa yang Bisa Dilakukan?  

Penghargaan Perlindungan Satwa Komodo Untuk Kesultanan Bima

Dilihat 1 kali



NUSA TENGGARA BARAT

jawatimurnews.com - Kesultanan Bima mendapatkan Penghargaan dari Pemerintah Pusat melalui Kementrian Lingkungan Hidup atas Kepedulian Kesultanan Bima dalam melindungi satwa Komodo, di Kupang NTT Selasa 23 November 2021.

Undangan atas Penghargaan tersebut ditujukan kepada Ahli Waris Kesultanan Bima yang diwakili oleh Hj. Puteri Ferra Amelia,SE.MM dan Puteri Fenny Madinah,SE.M.Si.

Kepedulian Kesultanan Bima untuk perlindungan akan kelangsungan hidup satwa Komodo

tertuang dalam keputusan Sultan Bima Nomor 4031/40 tanggal 30 Desember 1914.

Dalam surat keputusan Kesultanan Bima tersebut memuat agar warna masyarakat kesultanan Bima melindungi satwa Komodo. Surat keputusan tersebut di tanda tangani Sultan Muhamad Ibrahim Abdulah.

Dalam catatan sejarah Kesultanan Bima pernah menguasai wilayah NTT yang meliputi Manggarai hingga Rote dan seluruh Pesisir Utara NTT. Sejak abad ke X hingga Abad XV.

Bukti sejarah atas Ekspansi peninggalan Kesultanan Bima diwilayah NTT adalah Istana AsiPota dan bahasa Manggarai hingga Rote sampai sekarang menggunakan bahasa Bima.

Begitu juga diwilayah Pulau Komodo.

Dahulu Sultan Bima jika ingin mengunjungi satwa Komodo dipulau Komodo, para Sultan Bima memanggil nama Komodo dengan sebutan MBOU atau ORA.

Dikisahkan Alan Malingi Kepala UPT Museum Asi Mbojo, bahwa Almarhum Sultan Bima ke XVI Ferry Zulkarnain berkunjung ke Pulau Komodo tahun 2010.

” Almarhum Dae memanggil Komodo dengan sebutan Mbou, saat itu beliau menepuk tanah tiga kali dan memanggil Mbou, semua komodo datang menghampirinya, saya kaget dan ketakutan, tetapi almarhum Dae mengeluarkan kayu dari dalam tas nya, menekan kepala komodo dengan kayu itu, semua komodo itu diam dan jinak, sejak itu saya baru tau jika Komodo itu dipanggil dengan sebutan MBOU,” ujarnya kepada harianamanat melalui telepon, Rabu malam 24 November 2021.

Menurut Alan bahwa sejak tahun 1958 batas Kesultanan Bima dikukuhkan sampai Gili Banta.

Sultan Ibrahim Bin Abdullah adalah Sultan Bima XIII memerintah tahun 1881-1915.

Sultan Ibrahim lahir di Bima pada tahun 1862. Sultan Ibrahim naik tahta pada tahun 1881 setelah kakaknya sultan Abdul Azis bergelar Ma Wa’a Sampela wafat.

Ma Wa’a Sampela berarti meninggal di usia bujang( tidak memiliki keturunan).

Pada masa pemerintahan Sultan Ibrahim, Manggarai dan sekitarnya masuk dalam wilayah Bima termasuk pulau Komodo.

Pada Tahun 1914 sultan Ibrahim mengirim surat kepada Residen Timor dan Daerah Takluknya di Kupang tanggal 30 Desember 1914 No. 4031/40 tentang perlindungan terhadap Komodo.

Dalam surat tersebut Sultan Ibrahim memerintahkan kepada semua masyarakat yang berada sama dengan komunitas komodo membiarkan hewan tersebut hidup secara bebas dan melarang memburu apalagi merusak sarang dan semua tindakan yang akan mengancam kelangsungan habitat komodo. ( Arsip Surat Sultan Ibrahim secara lengkap di Arsip Nasional RI Jakarta ).

Surat itu dikeluarkan atas pertimbangan melihat perkembangan perdagangan antar pulau yang semakin meningkat dan barang-barang dagangan yang semakin tidak terhitung asalkan memiliki fungsi yang menarik.

Tentu saja komodo sebagai hewan yang erotis menjadi salah satu incaran karena kulitnya tentu saja akan dibayar mahal.

Sultan Ibrahim wafat pada tanggal 6 Desember 1915 dan diberi gelar Ma Taho Parange atau yang baik perangainya.

Dimakamkan di sebelah barat Masjid Kesultanan Bima.(Ranti)

Editor:H.Zahrudin-Haris-AthallahSND- Dyah Ayu Eka N., CLO - Sumber:JTN MEDIA NETWORK

 

Post a Comment

No Spam,No SARA,No Eksploitasi
Komenlah yang berkualitas & berkelas

Previous Post Next Post
KIRIM PESAN LEWAT EMAIL
KIRIM RILISAN
INAPROC E-CATALOG
SUPORT

Contact Form