BREAKING NEWS :
Loading...
Baca Berita Terbaru JAWATIMURNEWS Rapat Paripurna Penetapan Perubahan Kedua Atas Propemperda Kabupaten Tulungagung Tahun 2025, Penetapan Keputusan DPRD Tentang Rencana Kerja DPRD Tahun 2026, Dan Penyampaian Rapenda Kabupaten Tulungagung Tentang APBD Tahun Anggaran 2026   Baca Berita Terbaru JAWATIMURNEWS Satreskrim Polres Tulungagung Berhasil Meringkus Residivis Yang Menganiaya Wakapolsek Pakel Saat bertugas    Baca Berita Terbaru JAWATIMURNEWS Bakti TNI dan Sedekah Prajurit Warnai Peresmian RTLH dalam Rangka HUT ke-80 TNI di Jatirejo   Baca Berita Terbaru JAWATIMURNEWS Buka Pelatihan Olahan Makanan Berbasis Kedelai, Wali Kota Mojokerto Tekankan Pemenuhan Protein Nabati Lewat Variasi Olahan Kedelai   Baca Berita Terbaru JAWATIMURNEWS Siswa Tak Mendapatkan Jatah MBG Selama Tugas Praktek,DPC MADAS Sampang Angkat Bicara    Baca Berita Terbaru JAWATIMURNEWS Diduga Tak Diusulkan Jadi PPPK, Nakes Audensi ke DPRD Sampang    Baca Berita Terbaru JAWATIMURNEWS Ababil Group Gelar Gowes cek kesehatan gratis dan donor darah Spektakuler dan Pameran UMKM, Raih Antusiasme Ribuan Warga Lamongan   Baca Berita Terbaru JAWATIMURNEWS Rekomendasi Makeup Brush Set Lengkap untuk Pemula dari Aeris Beauté: Dari Brush Foundation hingga Powder dan Blush   Baca Berita Terbaru JAWATIMURNEWS Program Bakti Sosial MIND ID Hadirkan Manfaat Bagi Desa Ciderum   Baca Berita Terbaru JAWATIMURNEWS Keluhan Seorang Jenius Penemu Alat Kesehatan Sunat Karena Banyaknya ALKES Ilegal Meraja Lela Belum di Tindak Oleh Pemerintah.   Baca Berita Terbaru JAWATIMURNEWS Pra TMMD ke-126 Dimulai, Warga Sumbertanggul Siap Nikmati Manfaat Pembangunan   Baca Berita Terbaru JAWATIMURNEWS LindungiHutan Rilis E-book Sustainability Report 101 untuk Panduan Susun Laporan Keberlanjutan   Baca Berita Terbaru JAWATIMURNEWS Teaser Film Sampai Titik Terakhirmu Hadirkan Kisah Nyata Penuh Haru   Baca Berita Terbaru JAWATIMURNEWS Gandeng Kejari Surabaya, BRI Finance Perkuat Kepatuhan dan Tata Usaha Negara   Baca Berita Terbaru JAWATIMURNEWS Gus Bupati Mojokerto Sambut Kunjungan Menko Zulkifli Hasan   Baca Berita Terbaru JAWATIMURNEWS Dalam Rangka HUT ke-70 Satlantas Polres Tulungagung Berbagi Ke Supeltas dan Warga   Baca Berita Terbaru JAWATIMURNEWS Elon Musk Bikin Geger Lagi! Borong Saham Tesla USD 1 Miliar, Harga Langsung Meledak 6%   Baca Berita Terbaru JAWATIMURNEWS Majelis Tabligh PDM Magetan Gelar “Muhammadiyah Mengaji” Merajut Silaturahmi, Menebar Cahaya Iman   Baca Berita Terbaru JAWATIMURNEWS HUT ke-80 TNI, Korem 082/CPYJ Bersama Kodim 0815/Mojokerto Hadirkan Bakti Sosial & Kesehatan bagi Masyarakat   Baca Berita Terbaru JAWATIMURNEWS Catatkan Tonggak Penting, Total Dana Kelolaan BRI Manajemen Investasi Sentuh Rp55 Triliun  
JTN UPDATE : Selasa 23 September 2025 02:29:36 AM

Anies Dan Ganjar Diantara Partai Pengusung

Dilihat 1 kali


Tony Rosyid

Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa


JAKARTA  - Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, dua sosok yang elektabilitasnya berada di papan atas untuk pilpres 2024. Selain Prabowo, Ketum partai Gerindra yang masih punya kans besar untuk nyapres. 

Anies adalah mantan mendikbud, dan sekarang menjadi Gubernur DKI periode 2017-2022. Satu tahun lagi, Anies berakhir jabatannya. Tepatnya tanggal 16 Oktober 2022. 

Pilpres rencananya digelar tahun 2024. Perkiraan bulan Juni 2023 pendaftaran Pilpres dibuka. Anies diuntungkan, karena punya waktu tujuh bulan untuk branding, mengaktifkan timses dan memaksimalkan seluruh jaringan menuju pendaftaran Pilpres. 

Anies bukan kader partai. Lalu, partai apa yang akan mengusung Anies? 

Bagi partai, mencalonkan kader sendiri itu bukan saja kebanggaan, tapi akan sangat menguntungkan. Ada keuntungan coattal efect, juga tentu saja akan menjadi partai penguasa jika kadernya menang. 

Kemenangan adalah prioritas utama bagi partai. Kader atau bukan, yang penting menang. Disinilah, Anies punya peluang. 

Peluang Anies cukup besar untuk menang. Pertama, Anies punya performence. Tampilan sebagai presiden itu ada. Ganteng, wibawa, populer dan menghipnotis jika bicara. Ini akan menyasar preferenai psikologis. 

Kedua, Anies punya banyak kontens. Yayasan "Indonesia Mengajar", "Turun Tangan", Rektor Paramadina, Mendikbud, Gubernur DKI, ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI), berbagai prestasi yang diperoleh sebagai Gubernur DKI, jaringan luar negeri, dan kemampuan berbahasa Inggris yang bagus. Ini semua bisa diolah sebagai bahan kampanye. 

Ketiga, ada lima kali debat Capres yang akan ditonton dan jadi pembicaraan nasional di semua lapisan. Mulai kantor belantai 59 hingga warung kopi, semua akan membicarakan debat Capres. Di sini, Anies punya kekuatan di gagasan dan kemampuan menyampaikan gagasan itu. Ini faktor yang sangat kuat untuk mempengaruhi mindset dan psikologi pemilih. 

Tiga faktor ini akan menjadi pertimbangan parpol untuk menghitung posisi Anies. 

Di sisi lain, ada Ganjar Pranowo. Ganjar adalah kader PDIP. Namun, tak ada kepastian apakah PDIP akan memberinya tiket. Di PDIP, ada Puan yang dijagokan.

Antara Ganjar dan Puan, beberapa bulan terakhir ini ada ketegangan. Puan sebagai kader DPP dan putri mahkota Ketum PDIP merasa dilangkahi Ganjar.

Tak ada pilihan bagi Ganjar jika ingin nyapres, harus berani menabrak tembok partai. Dan kerja keras Ganjar berhasil. Ganjar dengan upaya keras tim medianya berhasil meningkatkan elektabilitasnya.

Penampilan Ganjar yang renyah dengan kehadirannya di masyarakat secara intens, menjadi faktor penyumbang utama elektabilitas. Sementara faktor prestasi, nampak belum terlihat dari Ganjar. Kekuatan Ganjar bukan di prestasi, tapi di performence: sederhana, renyah, gaul dan banyak senyum. Jika ingin menyasar kelas menengah-atas, Ganjar mesti menunjukkan prestasinya. Mengingat bahwa bangsa ini lebih butuh prestasi seorang calon pemimpin, bukan penampilannya. 

Apakah Puan dan DPP PDIP akhirnya menyerah dan memberikan tiketnya ke Ganjar? Semua masih terbuka kemungkinan.

Bagi PDIP, ini dilema. Satu sisi, Ganjar adalah kader potensial. Punya elektabilitas cukup tinggi. Di sisi lain, dalam waktu yang tak terlalu lama, akan ada suksesi kepemimpinan di PDIP. Jika suksesi di PDIP terjadi dan kekuasaan dipegang kader PDIP, tak menutup kemungkinan Puan bisa tersingkir. Lalu, trah Soekarno akan lenyap dari Partai Marhaenis ini. 

Saat ini, PDIP masih dalam kendali Megawati. Megawati sangat kuat posisinya. Tak ada kader yang punya kekuatan untuk menggeser. Beda Mega, beda Puan. Soal ini, sudah banyak isu yang berkembang. Bahwa, PDIP adalah partai yang seksi untuk diperebutkan pasca Megawati.

Jika PDIP tak mengusung Ganjar, maka peluang untuk diusung partai lain tetap ada. Dengan satu catatan, elektabilitas Ganjar harus paling tinggi. Disini, peran presiden Jokowi sangat menentukan. Tanpa campur tangan kekuatan Jokowi, Ganjar bukan siapa-siapa.

Mengusung Ganjar bagi partai lain bukan tanpa risiko. Mengingat Ganjar adalah kader PDIP. Kader tetap kader. Apalagi, Ganjar cukup lama berkarir di PDIP. Tentu ini memiliki ikatan emosional, rasional dan sosial yang cukup kuat. Setiap saat Ganjar bisa kembali ke PDIP jika hajatan Pilpres sudah selesai. Sebab, PDIP adalah rumah yang paling nyaman buat Ganjar dengan semua histori, kolega dan konstutuennya. 

Berbeda dengan Anies, karena bukan kader, maka saham dan posisioning partai akan lebih kuat. Anies bisa menjadi milik bersama, bukan milik partai tertentu. Di sini, ada kolektifitas yang memberi jaminan setiap partai untuk terlibat dalam kebijakan. Dan ini, tak mudah didapatkan jika mendukung kader partai lain. 

Bagi partai besar seperti Golkar, mendukung Anies bisa menempatkannya menjadi dirijen. Jika mengusung Ganjar, nasib Golkar akan seperti saat ini, kalah gaung dan pengaruh dari PDIP. 

Dari sisi karakter, Anies dan Golkar memiliki chemistry. Anies sosok yang egaliter, moderat dan terbuka. Begitu juga dengan Golkar, partai moderat dan sangat terbuka.

Hanya saja, Golkar biasanya kalah berani dan kalah cepat dengan langkah Nasdem. Nasdem dikenal sebagai partai yang berani ambil langkah cepat untuk mendukung Capres. Dan nampaknya, di pilpres 2024, Nasdem menghindari satu gerbong dengan PDIP. Pengalaman 2019 membuat Nasdem tak banyak bisa bergerak karena kuatnya pengaruh PDIP.

Bagaimana dengan PKS, PAN dan PPP? Jika tiga partai ini satu gerbong dengan PDIP, suaranya besar kemungkinan akan rontok. Konstituen tiga partai ini sedang marah terhadap PDIP. 

Sementara Demokrat, wait and see. Mungkin akan menentukan pilihan di akhir. Sedangkan PKB? Muhaimin cukup lincah dalam lobi. Akan bergantung hasil negosiasi. Kecuali jika ia terpilih jadi Ketum PBNU. Konstalasi bisa berubah. (E S)

 

slide 1 to 4 of 27

Post a Comment

No Spam,No SARA,No Eksploitasi
Komenlah yang berkualitas & berkelas

Previous Post Next Post

Contact Form